Lailatul Qadar sebagai Amalan yang Memiliki Ganjaran Lebih Banyak
Sosial Budaya

Bulan Ramadan telah memasuki hari ke-16. Kaum muslim berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar disebut malam yang lebih baik seribu bulan. Sebuah malam yang agung yang datang di salah satu malam bulan Ramadan dan hanya orang terpilih yang dapat merasakannya.
Ulama tanah air Profesor Quraish Shihab mengatakan, ada amalan yang dikerjakan yang mempunyai nilai tambah atau ganjaran lebih banyak. Contohnya salat sendiri dengan salat berjamaah.
Baca Juga: Hukuman yang Adil untuk Koruptor, Prof Quraish Shihab: Potong Saja Tangannya
"Salat sendiri 5 menit, salat berjamaah 5 menit sama (durasinya). Apa yang dilakukan persis sama, tapi ada nilai tambahnya atau tidak? Nah, hal itu seperti Lailatul Qadar, sehari atau semalam itu dinilai ganjarannya dengan seribu bulan," katanya.
Hal yang perlu ditekankan adalah nilai tersebut ganjarannya, bukan pengamalannya.
Jangan sampai ada orang yang menilai bahwa ibadah 30 hari Ramadan termasuk Lailatul Qadar, berarti tidak perlu lagi ibadah di bulan-bulan selanjutnya.
Baca Juga: Ciri-Ciri Pemimpin yang Baik dalam Islam, Adakah di Indonesia Sekarang Ini?
"Bukan begitu (memahami Lailatul Qadar sebagai pengamalan), apalagi belum tentu yang beribadah waktu itu (Ramadan) dapat Lailatul Qadar tersebut," kata Prof Quraish.
Orang yang mendapat Lailatul Qadar yaitu mereka yang sudah siap atau hatinya damai. Malaikat tidak mungkin menyertai orang yang hatinya belum damai.
Seperti keterangan dalam ayat Alquran berikut:
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Tanazzalul-malaaikatu war-rụḥu fiihaa bi izni rabbihim, ming kulli amr
Artinya: Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
"Mereka itu (para malaikat) atas perintah Allah turun. Atas perintah Allah 'Kamu (malaikat) kunjungi si A, dia sudah siap (mendapatkan Lailatul Qadar)'," katanya.