Laporan Aktor Senior Pierre Gruno Terkait Penganiayaan Dicabut!

Forumterkininews.id, Jakarta - Pria berinsial GDS (61) yang menjadi korban penganiayaan aktor senior Pierre Gruno resmi mencabut laporannya di Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus penganiayaan yang terjadi di sebuah bar kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, pada beberapa waktu lalu.

Kuasa hukum GDS, Hoarnaning mengatakan bahwa pencabutan laporan itu dilakukan usai Pierre menyampaikan permohonan maaf dan mengakui kesalahannya.

"Jadi dari pihak Pak Pierre telah menyampaikan permintaan maaf dan menyampaikan bahwa dirinya sudah menyadari kesalahannya. Dia juga meminta maaf dengan sedalam-dalamnya kepada klien kami. Jadi kami sepakat untuk melangkah ke proses restorative justice," kata Hoarnaning, dalam keterangannya, pada Selasa (15/8).

Baca Juga: Pelukis Fitrajaya di Mata Hong Djien

Lebih lanjut Hoarnaning mengungkapkan bahwa kliennya juga mendapat dukungan dari keluarga untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai.

"Tentunya itu tadi, sudah menyadari kesalahannya, sudah meminta maaf dari keluarga besar. Dari pihak klien kami juga dengan berbagai pertimbangan, pertimbangan yang mana sudah didukung keluarga klien kami, makanya diputuskan untuk restorative justice," tukas Hoarnaning.

Sebelumnya diberitakan, Polisi menolak permohonan penangguhan penahanan yang diajukan oleh aktor senior Pierre Gruno yang terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap seorang pria berinisial GDB di salah satu bar yang terletak di Jakarta Selatan, pada Jumat (30/6).

Baca Juga: Sepanjang 2021, Kejagung Eksekusi 935 Koruptor

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menbenarkan adanya penolakan penangguhan penanganan tersebut.

“(Penangguhan penahanan) ditolak,” ucap Ade Ary, dalam keterangannya, pada Rabu (19/7).

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa penolakan tersebut diakibatkan karena saat ini penyidik masih memproses berkas kasus tersebut.

Sementara itu nantinya polisi akan segera menyerahkan Pierre untuk disidangkan setelah berkas perkara selasai disusun.

“Sementara kami masih berproses pemberkasan,” ungkap Ade Ary.