Lomba Bengong 90 Menit, Tanpa Gerak dan Bicara Pemenangnya Ditentukan Detak Jantung!
Lifestyle

Bisakah Anda duduk diam selama 90 menit tanpa banyak bergerak ataupun bicara? Kelihatannya mudah tapi penuh tantangan karena berlangsung 1,5 jam.
Event menarik bertajuk ‘Space-Out Korea’ Competition ini--orang sering menyebutnya Lomba Bengong-- setiap tahun digelar di Korea Selatan dan sangat popular. Tak heran kemudian negara lain pun mengikutinya, seperti di China, Belanda juga Australia.
Di Korea Selatan, asal dari kompetisi ini, event ini baru saja selesai digelar. Mengambil tempat di Seoul, event ini diikuti 80 tim dengan total peserta 126 orang. Jumlah tersebut merupakan hasil penyaringan dari 4.700-an tim yang mendaftar.
Dikutip dari South China Morning Post, kompetisi yang dicetuskan oleh seniman Woopsyang 11 tahun lalu ini, digelar setiap tahun di berbagai kota di Korsel seperti Seoul, Incheon, dan Daegu.
Memantau Detak Jantung Peserta
Kompetisi Space-Out mengajak para peserta untuk sejenak menghentikan rutinitas mereka yang selalu sibuk, untuk bediam diri sejenak tanpa melakukan apapun. Selain mematung. Jaga jangan sampai tertidur, karena dilarang selama lomba.
Juri akan memantau para peserta, termasuk memeriksa untuk menentukan pemenangnya, siapa yang paling santai.
Pemeriksaan detak jantung dilakukan setiap 15 menit, Mereka yang detak jantungnya lebih stabil atau menurun menerima skor lebih tinggi. Sementara itu, penonton memilih peserta berdasarkan daya tarik visual penampilan mereka. Pemenang dipilih dari 10 teratas, berdasarkan skor detak jantung mereka.
Alasan di Balik Space-Out
Kompetisi Space-Out Korea/Foto: tangkap layar
Woopsyang, nama samaran untuk seniman visual di balik kompetisi ini, menjelaskan motivasinya untuk membuat acara tersebut, dengan menyoroti nilai dari "tidak melakukan apa-apa" dalam masyarakat yang sibuk saat ini.
"Orang-orang terpaku pada ponsel pintar mereka dari pagi hingga malam, tidak menyisakan waktu istirahat yang nyata. Masuknya informasi yang terus-menerus di dunia kita yang penuh tekanan dan kompetitif mendorong saya untuk menyelenggarakan kompetisi ini sebagai sarana bagi orang-orang untuk menemukan waktu istirahat," katanya, dikutip dari South China Morning Post.
Ketika merenungkan pengalamannya sendiri dengan kelelahan sebagai seniman visual sekitar 10 tahun yang lalu, dia berkata bahwa dia ingat kecemasan yang dia rasakan ketika dia membiarkan dirinya tidak melakukan apa pun pada saat itu.
Pengalaman itu membuatnya merenungkan mengapa tidak melakukan apa pun tampak begitu meresahkan. Kemudian dia menyadari bahwa banyak orang di sekitarnya sedang berjuang dan bekerja terlalu keras.***
Sumber: South China Morning Post, The Korea Times