Makan Bergizi Gratis Gagal? Dr. Tan Shot Yen Ungkap Masalah Besarnya

Nasional

Kamis, 25 September 2025 | 19:25 WIB
Makan Bergizi Gratis Gagal? Dr. Tan Shot Yen Ungkap Masalah Besarnya
Dapur Makanan Bergizi Gratis/Foto: dok Badan Gizi Nasional

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali jadi sorotan. Kali ini, dokter gizi terkemuka Dr. Tan Shot Yen menyampaikan keprihatinan dan sejumlah rekomendasi perbaikan dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI pada 22 September 2025.

rb-1

Menurutnya, ada banyak aspek penting yang harus segera dibenahi agar tujuan mulia program ini benar-benar tercapai.

Ilustrasi MBGIlustrasi MBG

Baca Juga: MBG Tak Optimal, Menkeu: Dana Akan Digunakan untuk Bantuan Beras 10 Kg

rb-3

Salah satu poin utama yang ditegaskan Dr. Tan adalah perlunya menghentikan distribusi makanan kering dan produk ultra-processed food (UPF). Ia menilai makanan jenis ini justru mengurangi manfaat gizi bagi anak-anak.

“Anak-anak harus mendapat asupan segar, minim proses, dan tidak bergantung pada produk olahan industri,” jelas Dr. Tan. Dengan begitu, manfaat program MBG bisa lebih terasa, bukan sekadar memenuhi jumlah kalori.

Standar Pelayanan Gizi Publik Masih Lemah

Baca Juga: BGN Pastikan Setiap Korban Keracunan MBG akan Ditanggung Asuransi!

Dr. Tan juga menyoroti Standar Pelayanan Gizi Publik (SPPG) yang menurutnya masih bermasalah. Ia menilai tenaga ahli gizi yang ditempatkan sering kali lulusan baru dengan pengalaman minim.

“Teman-teman senior datang ke SPPG, ya Allah, ahli gizinya baru lulus. Kalau ditanya banyak yang nggak ngerti. Hitung kalori bisa, tapi kualitas gizinya belum diperhatikan,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa fokus pada angka kalori semata tidak menjamin kualitas gizi anak. Keseimbangan nutrisi harus jadi prioritas utama.

Pengawasan dan Transparansi Harus Ditingkatkan

Ilustrasi MBGIlustrasi MBG

Selain soal menu dan SDM, Dr. Tan menilai pengawasan MBG masih lemah. Ia mengkritik absennya sistem monitoring, evaluasi, dan supervisi yang akuntabel.

“Terapkan sistem monitoring, evaluasi, dan supervisi yang jelas. Ini tidak ada,” tegasnya.

Dr. Tan menyarankan agar pengawasan dilakukan melalui kerja sama dengan Puskesmas di setiap wilayah, bukan hanya dengan BPOM. Menurutnya, Dinas Kesehatan lebih dekat dengan masyarakat dan bisa langsung melakukan supervisi di lapangan.

Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya transparansi anggaran. “Publik berhak tahu siapa penyedia makanan, dapurnya di mana, dan berapa alokasi dananya. Jangan ada yang ditutupi,” ujarnya.

Kritik Dr. Tan Shot Yen menunjukkan bahwa program Makan Bergizi Gratis masih menghadapi banyak tantangan, mulai dari kualitas makanan, keterbatasan tenaga ahli, lemahnya pengawasan, hingga kurangnya transparansi dana.

Jika semua saran ini diimplementasikan, MBG berpotensi memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas gizi anak-anak Indonesia, sekaligus memastikan bahwa dana negara benar-benar tersalurkan untuk kepentingan generasi penerus bangsa.

Tag mbg makan bergizi gratis Dr. Tan Shot Yen dokter tan tan shot yen

Terkini