Sosial Budaya

Apa Makna Bencana dalam Pandangan Islam, Ujian atau Teguran atas Kerusakan Alam?

11 Desember 2025 | 09:24 WIB
Apa Makna Bencana dalam Pandangan Islam, Ujian atau Teguran atas Kerusakan Alam?
Longsor di Tapanuli Selatan. [ig @bnpb_indonesia]

Bencana atau musibah merupakan kejadian yang bersifat tidak menyenangkan dan menimpa seseorang atau kelompok, sehingga segala peristiwa yang membawa penderitaan dapat disebut musibah. Hal ini kembali dirasakan masyarakat di sejumlah wilayah Sumatera yang tengah menghadapi banjir dan longsor dalam beberapa hari terakhir.

rb-1

Banjir dan longsor tersebut dipandang sebagai akibat dari kerusakan hutan yang terus terjadi, sehingga kemampuan alam untuk menyerap air hujan semakin berkurang. Kondisi ini membuat musibah serupa terus berulang dan memaksa warga untuk menghadapi dampak yang semakin menyengsarakan setiap tahunnya.

Lalu apa sebenarnya bencana dalam pandangan Islam? Apakah hal tersebut ujian atau sebuah teguran?

Baca Juga: Hukum Jual Beli Barang Ilegal dalam Islam, Berikut Contoh dan Dalil Lengkap

rb-3

Bencana sebagai Teguran

Ilustrasi bencana banjir. (Ftnews-Copilot)Ilustrasi bencana banjir. (Ftnews-Copilot)Rasulullah SAW sendiri dalam hadis yang diriwayatkan oleh ikrimah itu mengucapkan kalimat istirja ketika lampunya mati, tentunya ini mengindikasikan bahwasanya segala sesuatu yang menyakiti orang mukmin itu disebut dengan musibah. (Imam Al-Suyuthi, Al-durr al-Mantsur fi tafsir al-Ma'tsur Juz 1 Halaman 380).

Dikutip dari Fikih Kebencanaan PWNU Jatim, sebenarnya tidak bisa dipastikan apakah suatu bencana itu sebagai ujian atau teguran atas kasus-kasus yang menyalahi syariat. Termasuk pernyatan yang sangat tidak etis semisal bahwa bencana ini karena adanya orang kafir, atau karena amaliah syirik atau bahkan karena dosanya seseorang.

Baca Juga: Gen Z Mau Menikah? Pahami Urutan Wali Nikah Berikut bagi Pengantin Perempuan

Hanya saja Allah SWT berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Qs Al-Rum ayat 41).

Dalam ayat yang lain, difirmankan:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Ketika mengomentari ayat ini, salah satu mufassir ternama, Imam Al-Razi menyampaikan bahwasanya ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama terkait apakah suatu musibah itu dilatarbelakangi hukuman terhadap dosa-dosa di masa lampau atau tidak. Beliau mengatakan:

واخْتَلَفُوا في نَحْوِ الآلامِ أنَّها هَلْ هي عُقُوباتٌ عَلى ذُنُوبٍ سَلَفَتْ أمْ لا ؟ مِنهم مَن أنْكَرَ ذَلِكَ لِوُجُوهٍ

"Ulama berbeda pendapat terkait bencana apakah ini dilatarbelakangi oleh balasan atas dosa atau tidak, banyak ulama yang mengingkari pendapat ini dengan beberapa alasan”.

Menurut satu pendapat, tidak mungkin musibah diturunkan Allah dalam rangka menghukum hamba-Nya yang berdosa, sebab dunia bukan tempat pembalasan dosa. Adapun dosa-dosa manusia dipertanggungjawabkan dan dibalas kelak di akhirat.

Sedangkan menurut pendapat lain, bisa dimungkinkan Allah menghukum hamba-hambanya yang pendosa dengan menurunkan musibah di dunia. Pendapat ini berpijak pada ayat-ayat yang menceritakan bahwa musibah diturunkan kepada kaum karena dosa-dosa mereka. Dan berdasarkan hadits:

لا يصيب ابن آدم خدش عود ولا غيره إلا بذنب.

“Tidaklah manusia mengalami terkoyak kayu dan lainnya melainkan sebab dosa". (Tafsir Al-Razi https://tafsir.app/alrazi/42/30 Surat Al-Syuro ayat 30).

Syekh Abdul Qadir al-Jilani menegaskan secara global, setiap bencana yang menimpa orang yang beriman diturunkan bukan untuk membinasakannya, namun untuk menguji keimanannya:

واعلموا أن البلية لم تأت المؤمن لتهلكه وإنما أتته لتختبره.

"Ketahuilah bahwa cobaan tidak datang kepada seorang mukmin untuk merusaknya, namun datang untuk menguji keimanannya".

Jenis-Jenis Bencana

Wilayah bencana banjir di Tapanuli Tengah. [Ig Prabowo]Wilayah bencana banjir di Tapanuli Tengah. [Ig Prabowo]Sedangkan lebih terperinci, Syaikh Ali al-Khowash membagi bencana sebagai berikut:

1. Bencana yang menimpa seseorang sebagai hukuman atas kemaksiatannya. Tanda-tandanya adalah seseorang yang terkena bencana dalam menghadapi cobaan tersebut tidak bersabar, banyak mengeluh kepada makhluk dan merasa cemas.

2. Bencana yang menimpa seseorang sebagai penghapus atau pelebur dosa-dosanya. Tanda-tandanya adalah seseorang yang terkena bencana menghadapi cobaan tersebut dengan bersabar, tanpa mengeluh, tanpa merintih, dan tidak merasa berat dalam menjalankan ketaatan.

3. Bencana yang menimpa seseorang dalam rangka menaikkan derajatnya. Tanda-tandanya adalah seseorang yang terkena bencana mengahadapinya dengan taufiq, tentramnya hati, ridla dan tenang menghadapi takdir Allah sampai ia terbuka tabirnya (kasyf).

Tag islam bencana