Mengapa Seseorang Bisa Miliki Kepribadian Ganda? Yuk Kenali Apa Itu DID
Kesehatan

Kepribadian ganda atau Gangguan Identitas Disosiatif (DID) merupakan kondisi mental kompleks.
Kenapa seseorang memiliki kepribadian ganda?
Di serial Showtime, United States of Tara, aktris Toni Collette memerankan Tara Gregson, seorang ibu dari Kansas yang menderita Gangguan Identitas Disosiatif (DID), sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda.
Tara secara tak terduga berubah-ubah antara berbagai kepribadian, yang sering disebut sebagai alter, yang tidak dapat dia kendalikan.
Salah satu alter ini adalah seorang remaja genit dan flamboyan, yang lain adalah ibu rumah tangga tradisional tahun 1950-an, dan yang ketiga adalah seorang veteran Perang Vietnam yang riuh.
Banyak film, seperti The Three Faces of Eve (1957) dan Me, Myself, and Irene (2000), juga menggambarkan individu yang memiliki lebih dari satu kepribadian.
Beberapa dari mereka bahkan mencampuradukkan DID dengan skizofrenia.
Edisi keempat revisi dari manual diagnostik American Psychiatric Association, yang diterbitkan pada tahun 2000, menetapkan fitur inti dari gangguan tersebut sebagai "kehadiran dua atau lebih identitas atau keadaan kepribadian yang berbeda."
Terlepas dari penggambaran populer dan profesional yang luas tentang gangguan ini, penelitian menimbulkan keraguan tentang gagasan bahwa siapa pun benar-benar menyimpan lebih dari satu kepribadian.
Lantas, bisakah seseorang memiliki kepribadian ganda?
Secara medis, kondisi ini dikenal sebagai Gangguan Identitas Disosiatif (DID) atau Multiple Personality Disorder (MPD).
DID adalah kondisi kesehatan mental serius di mana seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda dan terpisahkan.
Setiap kepribadian memiliki karakteristik unik, termasuk nama, usia, jenis kelamin, ingatan, dan perilaku. Perubahan antara kepribadian ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan tanpa disadari oleh individu tersebut.
Penyebab Gangguan Identitas Disosiatif (DID)
Ilustrasi gangguan kepribadian ganda atau DID. [Pixabay]
Penyebab pasti DID belum sepenuhnya dipahami, tetapi trauma berat di masa kanak-kanak, terutama pelecehan fisik, seksual, atau emosional yang berulang dan parah, dianggap sebagai faktor utama.
Faktor genetik dan ketidakmampuan individu dalam mengatasi stres juga mungkin berperan. Lingkungan yang tidak stabil atau disfungsional juga dapat meningkatkan risiko.
Menurut Scott O. Lilienfeld dan Hal Arkowitz dalam artikel mereka di Scientific American, banyak terapis percaya bahwa DID itu mungkin, tetapi penelitian menimbulkan keraguan.
Mereka mencatat bahwa penggambaran populer tentang DID seringkali tidak akurat dan bahkan membingungkan dengan kondisi lain seperti skizofrenia.
Meskipun demikian, ada bukti yang menunjukkan bahwa DID bukanlah sekadar berpura-pura.
Kebanyakan orang dengan kondisi ini yakin bahwa mereka memiliki satu atau lebih alter.
Dalam survei tahun 1989 oleh psikiater Colin Ross, jumlah alter rata-rata adalah 16.
Jumlah ini sama dengan jumlah alter yang dimiliki oleh Shirley Ardell Mason, wanita yang dikenal sebagai Sybil dalam buku terlaris tahun 1973 dan dua film televisi yang mempopulerkan diagnosis gangguan kepribadian ganda.
Gejala Gangguan Identitas Disosiatif (DID)
Ilustrasi kepribadian ganda atau DID. [Pixabay]
Gejala DID bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi:
Kehilangan ingatan: Lupa peristiwa penting, bahkan kejadian baru-baru ini.
Perubahan kepribadian yang tiba-tiba: Perubahan drastis dalam perilaku, cara bicara, dan emosi tanpa penjelasan yang jelas.
Perasaan terasing dari diri sendiri (depersonalisasi): Merasa seperti mengamati diri sendiri dari luar tubuh.
Perasaan terasing dari realitas (derealisaasi): Merasa lingkungan sekitar terasa tidak nyata atau seperti mimpi.
Perbedaan antara alter bisa sangat mencengangkan. Alter dalam pasien yang sama mungkin berbeda usia, jenis kelamin, ras, dan bahkan spesies, termasuk lobster, bebek, dan gorila.
Bahkan ada alter yang dilaporkan sebagai unicorn, Mr. Spock dari Star Trek, Tuhan, pengantin Setan, dan Madonna.
Beberapa praktisi mengklaim bahwa alter dapat diidentifikasi oleh karakteristik objektif, termasuk tulisan tangan, pola suara, resep kacamata, dan alergi yang berbeda.
Para pendukung gagasan tentang kepribadian ganda juga telah melakukan studi terkontrol tentang perbedaan biologis antar alter, mengungkapkan bahwa mereka mungkin berbeda dalam laju pernapasan, pola gelombang otak, dan konduktansi kulit, yang terakhir menjadi ukuran gairah yang diterima.
Pengobatan Gangguan Identitas Disosiatif (DID)
Ilustrasi pengobatan kepribadian ganda atau DID. [Pixabay]
DID tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dapat dikelola dengan terapi. Tujuan pengobatan adalah untuk mengintegrasikan kepribadian yang berbeda menjadi satu identitas yang utuh, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup.
Terapi yang umum digunakan meliputi:
Psikoterapi: Terapi bicara yang membantu individu memahami trauma masa lalu, memproses emosi, dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat.
Hipnoterapi: Digunakan untuk mengakses ingatan yang tertekan dan membantu mengintegrasikan kepribadian.
Terapi keluarga: Melibatkan keluarga dalam proses terapi untuk meningkatkan dukungan dan pemahaman.
Terapi kelompok: Memungkinkan individu untuk berbagi pengalaman dan belajar dari orang lain yang mengalami DID.
Obat-obatan: Obat-obatan seperti antidepresan atau obat penenang mungkin diresepkan untuk membantu mengelola gejala seperti depresi, kecemasan, atau insomnia.
Jika alter benar-benar kepribadian yang berbeda, mereka seharusnya memiliki ingatan yang tidak dapat diakses oleh alter lain.
Namun, Allen dan psikolog William G. Iacono dari Universitas Minnesota melaporkan dalam tinjauan tahun 2001 bahwa meskipun sebagian besar tes memori langsung mengungkapkan kurangnya transfer memori antar alter, tes yang lebih halus biasanya mengungkapkan bahwa ingatan yang dibentuk oleh satu alter sebenarnya dapat diakses oleh orang lain.
Dalam tes yang kurang langsung ini, subjek mungkin diminta untuk menyelesaikan sebuah kata seperti "kin_" setelah sebuah alter disajikan dengan kata terkait, katakanlah, "queen."
Sebagian besar studi selanjutnya mendukung kesimpulan ini, menunjukkan bahwa alter bukanlah entitas yang berbeda.
Jika alter bukan kepribadian yang berbeda, lalu apa mereka?
Satu petunjuk: individu yang mengembangkan DID sering memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian ambang, gangguan bipolar, dan kondisi lain yang ditandai dengan ketidakstabilan.
Memang, sebuah tinjauan pada tahun 1999 oleh Lilienfeld dan rekan-rekannya menemukan bahwa antara 35 dan 71 persen pasien dengan DID juga memiliki gangguan kepribadian ambang.
Dapat dimengerti, maka, banyak individu yang rentan terhadap DID bingung dengan suasana hati mereka yang tidak stabil, perilaku merusak diri sendiri, impulsif, dan hubungan yang tidak menentu dan mencari penjelasan untuk gangguan ini.
Jika psikoterapis atau orang lain mengajukan pertanyaan sugestif seperti "Mungkinkah sebagian dari diri Anda yang tidak Anda sadari membuat Anda melakukan dan merasakan hal-hal ini?" pasien mungkin menjadi yakin bahwa pikiran mereka menampung banyak identitas.
Gunakan Hipnosis Picu Kesulitan antara Fantasi dan Kenyataan
Ilustrasi kepribadian ganda atau DID. [Pixabay]
Data menunjukkan bahwa banyak terapis yang merawat pasien DID menggunakan hipnosis, yang dapat memicu kesulitan orang-orang ini dalam membedakan fantasi dari kenyataan.
Dengan demikian, DID dapat mencerminkan upaya individu untuk memahami perilaku dan perasaan yang sangat membingungkan, sebuah hipotesis yang diajukan oleh mendiang psikolog Nicholas Spanos dari Universitas Carleton.
Jika demikian, teknik untuk membuat alter berbicara satu sama lain dapat menjadi bumerang, mendorong pasien untuk secara keliru percaya bahwa berbagai pikiran dan perasaan berada secara terpisah dalam pikiran mereka, seringkali membuat mereka lebih sulit untuk diintegrasikan.
Misalnya, seorang pasien dapat menjadi yakin bahwa salah satu alter-nya bertanggung jawab atas kemarahannya yang besar terhadap suaminya, menyebabkan dia mengabaikan perasaan sebenarnya.
Pendekatan yang lebih baik adalah membantu pasien memahami bahwa pengalaman psikologis mereka yang menyakitkan tidak diciptakan oleh kepribadian yang berbeda tetapi oleh aspek yang berbeda dari satu kepribadian yang bermasalah.
Dengan cara itu mereka yang menderita dapat mulai mengatasi pengalaman ini dan menyadari bahwa pikiran dan perasaan mereka benar-benar milik mereka sendiri.
Penting untuk diingat: Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala DID, penting untuk mencari bantuan profesional dari psikiater atau psikolog yang berpengalaman dalam menangani gangguan disosiatif.
Diagnosis dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi yang serius.