Kesehatan

Mengenal Apa Itu Puasa Intermiten, Manfaat dan Hal-hal yang Perlu Diketahui

01 September 2025 | 08:25 WIB
Mengenal Apa Itu Puasa Intermiten, Manfaat dan Hal-hal yang Perlu Diketahui
Ilustrasi puasa intermiten yang kini populer dilakukan untuk menurunkan berat badan. [Int]

Puasa intermiten (Intermittent Fasting/IF) belakangan menjadi populer sebagai cara ampuh menurunkan berat badan.

rb-1

Namun banyak juga yang belum mengetahui apa itu puasa intermiten serta manfaat dan apa saja hal yang harus dilakukan agar programnya berhasil.

Penasaran apa itu puasa intermiten dan apa saja yang perlu diketahui? Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Manfaat Minum Air Jahe Tiap Hari, Bisa Turunkan Berat Badan

rb-3

Puasa intermiten dilansir dari Wikipedia, adalah pola makan yang melibatkan periode makan dan periode puasa secara teratur, berfokus pada pengaturan waktu makan, bukan jenis makanan yang dikonsumsi.

Tujuannya untuk membantu tubuh memanfaatkan cadangan energi secara lebih efisien dan memberikan waktu istirahat pada sistem pencernaan.

Metode ini dapat membantu penurunan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan berpotensi mengurangi risiko penyakit tertentu, namun perlu dilakukan dengan bijak dan tetap memperhatikan kebutuhan tubuh.

Baca Juga: Benarkah Americano Bisa Membantu Penurunan Berat Badan?

Upaya Batasi Jendela Makan agar Tubuh Masuki Kondisi Puasa

Ilustrasi puasa Intermiten yang tengah populer belakangan ini. [Int]Ilustrasi puasa Intermiten yang tengah populer belakangan ini. [Int]

Puasa intermiten, yang mencakup pengaturan periode makan dan berpuasa, merupakan upaya untuk membatasi jendela makan agar tubuh dapat memasuki kondisi puasa.

Dalam wawancara yang dipublikasikan oleh Hindustan Times pada Minggu (31/8/2025), pelatih kesehatan metabolik Karan Sarin menjelaskan bahwa puasa bisa menjadi alat ampuh untuk memulihkan kesehatan metabolisme.

Ia mengemukakan bahwa puasa bukan tentang mengurangi kalori, melainkan tentang menurunkan kadar insulin dalam tubuh.

"Gagasan bahwa puasa intermiten berhasil hanya karena kalori yang berkurang sepenuhnya salah. Menghitung kalori adalah pendekatan yang tidak berkelanjutan dan merupakan alasan utama kegagalan puasa atau diet apa pun," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa makanan yang dikonsumsi mempengaruhi kerja hormon yang menentukan apakah tubuh akan menyimpan lemak atau membakarnya.

"Dan insulin-lah yang menentukannya," sebuatnya.

Pada orang yang dietnya mencakup banyak nasi, gandum, dan sumber karbohidrat lain, ia melanjutkan, kadar insulin dalam tubuhnya bisa tetap tinggi sepanjang hari.

"Insulin yang tinggi berarti tubuh Anda berada dalam mode penyimpanan, metabolisme Anda melambat, dan pembakaran lemak terhenti," katanya.

Karan menjelaskan bahwa ketika makan, tubuh akan menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi dan ketika berpuasa, tubuh beralih membakar lemak yang tersimpan.

"Perubahan ini terjadi setelah sekitar delapan jam berpuasa, ketika kadar glukosa turun," katanya.

Dia mengibaratkan tubuh manusia sebagai mobil hibrida, yang dapat beroperasi menggunakan dua bahan bakar.

Saat makan, gula darah dalam tubuh akan naik dan sel-sel tubuh mengubah glukosa menjadi energi.

Setelah berhenti makan, kadar glukosa mulai turun. Tubuh akan beralih ke sistem pembakaran lemak dan mulai menggunakan simpanan energi setelah sekitar delapan jam.

"Meskipun waktu pastinya dapat sedikit berbeda dari orang ke orang, puasa hanyalah memberi tubuh Anda ruang untuk melakukan perubahan ini," kata Karan.

Hindari Konsumsi Makanan Picu Kadar Gula Darah

Ilustrasi puasa Intermiten yang tengah populer belakangan ini. [Int]Ilustrasi puasa Intermiten yang tengah populer belakangan ini. [Int]

Oleh karena itu, ia menyampaikan, selama menjalani puasa intermiten sebaiknya menghindari mengonsumsi makanan maupun minuman yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

"Apapun yang meningkatkan gula darah akan menarik Anda keluar dari kondisi puasa. Bahkan sesendok gula dalam teh atau camilan buah kecil pun akan mengembalikan pembakaran glukosa Anda," katanya.

"Jika Anda menginginkan manfaat puasa, Anda perlu menjaga gula darah tetap stabil selama periode tersebut," sambungnya.

Saat rasa lapar menyerang, ia menyarankan, sebaiknya menanyakan pada diri sendiri apakah benar-benar lapar atau hanya bosan.

"Cobalah pengalih perhatian seperti musik, jalan-jalan, atau tidur siang. Jika Anda benar-benar lapar, sedikit garam dalam air atau kopi hitam dapat membantu," katanya.

"Kopi hitam atau teh tawar juga dapat membantu, asalkan menghindari susu dan gula," ia menambahkan.

Agar manfaat berpuasa dapat dipertahankan, pelatih kesehatan itu menyarankan untuk memulai berbuka puasa dengan mengonsumsi makanan berprotein dan lemak sehat agar kadar gula darah tetap stabil.

"Jika Anda memilih makanan manis atau karbohidrat tinggi, Anda justru akan membuang banyak energi," katanya.

Tag Diet Turunkan Berat Badan Puasa Intermiten Intermitten Fasting IF