Mengenal Mohammed Al Bashir, Perdana Menteri Sementara Suriah
Politik
.jpg)
Kelompok milisi Suriah menunjuk Mohammed Al Bashir sebagai Perdana Menteri sementara Suriah, pasca runtuhnya pemerintahan Presiden Bashar Al Assad.
Keputusan itu muncul setelah pemimpin Hayat Tahrir Al Sham (HTS) Abu Mohammed Al Julani bertemu dengan Perdana Menteri Suriah, Mohammed Al Jalali dan Wakil Presiden Faisal Mekdad untuk membahas pemerintahan transisi.
“Komando umum telah menugaskan kami untuk menjalankan pemerintahan transisi hingga 1 Maret,” ucap Al Bashir.
Baca Juga: Mohammed Al Bashir: Saatnya Rakyat Suriah Menikmati Perdamaian dan Stabilitas
Dilansir dari Middle East Eye (MEE), Rabu (11/12), Mohammed Al Bashir adalah Kepala Syrian Salvation Government yang merupakan pemerintahan yang dikendalikan HTS di Provinsi Idlib sejak Januari 2024.
Mohammed Al Bashir lahir di wilayah Jabal Zawiya, Idlib, pada pertengahan 1980-an. Menurut CV yang diterbitkan oleh Syrian Salvation Government, Al Bashir adalah seorang insinyur yang pernah belaja teknik elektro di Universitas Aleppo.
Mohammed Al Bashir memiliki kualifikasi dalam Bahasa Inggris, perencanaan administrasi dan manajemen proyek, serta gelar dalam Syariah dan hukum dari Universitas Idlib.
Baca Juga: Efek Tembakan Israel di Pinggiran Perbatasan, Turki Siapkan Siaga Tinggi
Sebelum bergabung dengan pemerintahan oposisi, Mohammed Al Bashir bekerja sebagai kepala departemen instrumen di Perusahaan Gas Suriah.
Mohammed Al Bashir meninggalkan pekerjaan itu pada 2021 dan bergabung dengan “jajaran revolusioner” di Idlib. Dalam pemerintahan oposisi, Mohammed Al Bashir ditunjuk sebagai menteri pembangunan dan urusan kemanusiaan selama 2022-2023.
Pada Januari, Dewan Syura memilihnya sebagai perdana menteri di Idlib. Awalnya, Idlib dijalankan oleh beberapa kelompok oposisi yang menentang rezim Al Assad sejak perang saudara pecah di tahun 2011. HTS kemudian mengonsolidasikan kendalinya di daerah tersebut pada 2017.
Syrian Salvation Government dianggap sebagai administrasi teknokratis dengan berbagai bidang pemerintahan seperti kesehatan dan pendidikan didelegasikan ke lembaga lokal dan organisasi bantuan asing.
Mereka mengendalikan keamanan dan ekonomi sementara. Walau begitu, pemerintahan di Idlib tidak menyukai perbedaan pendapat. HTS kerap menangkap dan melakukan kekerasan terhadap mereka yang berseberangan.
Diketahui, Mohammed Al Bashir ditunjuk menjadi perdana menteri sementara pemerintah transisi Suriah yang diutarakan sendiri dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi Suriah pada Selasa (10/12) waktu setempat.