Mengunjungi Museum Sejarah Jakarta di Kota Tua, Kini Jadi Destinasi Wisata Urban
Museum Sejarah Jakarta di Jalan Taman Fatahilah No. 1, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, menjadi salah satu ikon di kawasan Kota Tua .
Gedung bergaya Neo Klasik dan Dutch Closed ini merupakan bukti sejarah perkembangan Kota Jakarta yang masih dapat terlihat keasliannya sampai sekarang.
Minggu 24 Agustus 2025 sekitar pukul 14.00 WIB di hari yang cerah berawan, FT News berkesempatan untuk berkunjung ke kawasan Kota Tua Jakarta.
Baca Juga: Chuck Putranto Sebut Sempat Pancing Ferdy Sambo Ceritakan Tewasnya Brigadir J
Bangunan arsitektur khas Eropa menyambut pengunjung yang datang ke kawasan Kota Tua, dengan jalan pejalan kaki menggunakan batu alam berwarna gelap yang menambah nuansa klasik.
Gedung Museum Sejarah Jakarta
Museum Sejarah Jakarta. [Berita Ari FT]
Baca Juga: Hari ini Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Angin Disertai Petir
Gedung Museum Jakarta tampak paling mencolok dan menarik perhatian dengan adanya alun-alun Taman Fatahillah yang menjadi tempat masyarakat bersantai menikmati suasana.
Lapangan di depan Museum Sejarah Jakarta ini sering digunakan sebagai tempat bersantai, berfoto, bermain sepeda dan berbagai kegiatan seni dan budaya, terutama saat akhir pekan maupun acara khusus.
Taman Fatahillah juga dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah dan beberapa museum lain seperti Museum Wayang dan Museum Seni Rupa dan Keramik.
Wajah Kota Tua Jakarta yang sarat akan makna sejarah kini memang jadi wisata urban yang digemari masyarakat tidak hanya dari Indonesia tapi hingga ke mancanegara.
Hal ini terlihat dari banyaknya turis yang wara-wiri mulai dari Eropa dan Asia, berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta.
Untuk masuk ke dalam Museum Sejarah Jakarta, pengelola mengutip tarif Rp 10 ribu hingga Rp 45 ribu. Tarif paling mahal dikenakan untuk wisatawan luar negeri.
Di lantai 1 Museum Sejarah Jakarta menampilkan benda-benda dan sejarah di masa pra-sejarah hingga zaman Kerajaan di Nusantara. Sedangkan di lantai 2 menampilkan tentang sejarah Batavia.
“Museum ini sudah berdiri pada tahun 1710, pada tanggal 10 Juli,” kata Nazwa salah seorang pemandu di Museum Sejarah Jakarta kepada FT News.
Ia mengatakan bangunan Museum Sejarah Jakarta awalnya merupakan pengadilan Batavia dan juga balai kota.
“Pada tahun 1974 sudah berubah menjadi museum,” kata Nazwa.
Wisata Urban Memaknai Sejarah
Wisatawan berkeliling di dalam gedung Museum Sejarah Jakarta. [Berita Ari FT]
Nazwa, menjelaskan pengunjung rata-rata perhari mungkin ada sampai 100 lebih. Dan yang paling ramai itu biasanya di hari weekend, Sabtu dan Minggu.
"Mancanegara ada dari Belanda. Mereka biasanya pengin melihat-lihat koleksi-koleksi atau masa-masa pemerintahan kolonial Belanda,” ucapnya.
Dalam catatan sejarah, Museum Sejarah Jakarta dahulunya merupakan gedung balaikota (Stadhuis), dengan beragam fungsi di dalamnya, termasuk sebagai kantor Gubernur Jenderal.
Bangunan yang saat ini dapat dinikmati oleh masyarakat merupakan balaikota ketiga yang didirikan pada tahun 1707 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan diresmikan pada tanggal 10 Juli 1710 oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck.
Meskipun sudah diresmikan, namun pembangunan gedung baru selesai sempurna pada tahun 1712. Terkait bentuknya, Bangunan Museum Sejarah Jakarta ini dianggap menyerupai Paleis op de Dam di Amsterdam.
Tidak hanya sejarah pembangunannya yang panjang, fungsi bangunan juga berganti beberapa kali sebelum akhirnya menjadi museum.
Selain sebagai kantor Gubernur Jenderal, bangunan ini juga menjadi gedung pengadilan, penjara, dan pelaksanaan hukuman.
Beberapa tokoh penting juga pernah ditahan di gedung ini, seperti Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien.
Pada tahun 1922, gedung ini beralih fungsi menjadi kantor Pemerintahan Jawa Barat.
Kemudian pada masa pendudukan Jepang, gedung ini digunakan sebagai markas pengumpulan logistik tentara.
Pada masa pasca kemerdekaan, gedung ini menjadi Markas KODIM 0503. Hingga akhirnya pada tanggal 30 Maret 1974, Gubernur Ali Sadikin meresmikan gedung ini sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Sesuai namanya, museum ini menyajikan informasi terkait sejarah perkembangan Kota Jakarta mulai dari masa Prasejarah sampai sekarang.
Sejarahnya yang panjang, tentu saja menjadi nilai penting gedung ini sebagai Cagar Budaya.
Tidak hanya itu, gaya bangunan yang monumental dan menunjukkan ciri khas suatu gaya juga menjadi nilai lebih dari gedung ini.
Wisata urban yang kaya akan sejarah di kawasan Kota Tua terus menarik perhatian khalayak untuk terus datang bersama teman atau keluarga.
“Tempatnya bagus, ramai, dan banyak sejarah yang bisa dipelajari di sini,” kata Yanti wisatawan asal Magelang.