Menkes Siap Diskusi Sama Siti Fadilah Terkait Vaksin TBC Didanai Bill Gates
Politik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berjanji akan memfasilitasi diskusi terbuka dengan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, terkait uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) yang didanai oleh filantropi Bill Gates melalui Gates Foundation.
Budi menyatakan bahwa selain Siti Fadilah, dirinya juga bersedia berdiskusi dengan para ahli epidemiologi dan pakar vaksin untuk membahas keamanan dan efektivitas vaksin TBC.
Vaksin tersebut telah memasuki uji klinis tahap ketiga, kemudian dalam waktu dekat akan diedarkan ke masyarakat.
Baca Juga: Double Check: Ini Tiga Program Utama Sektor Kesehatan Prabowo Subianto
“Bu Siti Fadilah adalah mitra saya, beliau dokter spesialis jantung. Nanti saya akan fasilitasi,” ujar Budi Gunadi Sadikin dalam diskusi Double Check bertajuk 'Bagaimana Visi Kesehatan Era Prabowo?' yang digagas DPP Gempita di Cemara Galeri 6, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).
“Ibu Siti dan juga rekan-rekan dari kalangan epidemiolog yang memang ahli di bidang vaksin, nanti bisa duduk bersama, berdiskusi terkait vaksin ini,” lanjutnya.
Isu Miring Vaksin TBC
Baca Juga: Menkes: TBC Sebabkan Dua Orang Meninggal Setiap Lima Menit
Dalam kesempatan itu, Budi juga mengklarifikasi sejumlah isu miring terkait vaksin TBC.
Ia menolak penyebutan vaksin tersebut sebagai "vaksin Bill Gates", karena sebenarnya vaksin itu dikembangkan oleh perusahaan farmasi global GlaxoSmithKline (GSK).
“Perlu saya klarifikasi, ini bukan vaksin buatan Bill Gates. Vaksin ini dikembangkan oleh GlaxoSmithKline, perusahaan yang memang sangat ahli dalam pembuatan vaksin,” jelas Budi.
Namun, lanjutnya, karena produksi vaksin ini dinilai kurang menguntungkan secara ekonomi, GSK memutuskan menghentikan proses pengembangannya.
Melihat potensi manfaatnya yang besar bagi negara-negara miskin, Gates Foundation kemudian mengambil alih pembiayaannya untuk melanjutkan uji klinis tahap ketiga yang membutuhkan dana besar.
“GSK melihat pasar vaksin ini adalah negara-negara miskin. Walaupun bisa menyelamatkan banyak jiwa, secara bisnis mungkin tidak menguntungkan. Maka, Gates Foundation melanjutkan pembiayaannya. Jadi yang perlu diklarifikasi, ini bukan vaksin buatan Gates, tapi buatan GSK,” ucap dia.
Budi menjelaskan lebih lanjut, Bill Gates hanya melanjutkan pembiayaan karena vaksin ini ditujukan untuk negara miskin yang nilai ekonominya tidak tinggi.
Budi membantah informasi yang beredar di media sosial yang menyebut vaksin TBC menyebabkan kematian di India.
Ia menegaskan, kejadian yang dirujuk dalam video itu bukan disebabkan oleh vaksin TBC, melainkan vaksin polio.
“Vaksin polio yang digunakan di India itu juga kita pakai di Indonesia, dan sejauh ini tidak ada laporan kematian akibat vaksin tersebut. Sebaiknya dicek dulu kebenarannya sebelum menyebarkan informasi seperti itu,” kata Budi.
Budi sangat mengkhawatirkan bila masyarakat dengan mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Kalau kita sembarangan menyebarkan, nanti bisa berpengaruh besar ke masyarakat. Dampaknya bisa sangat serius—ratusan ribu anak bisa kembali terpapar polio,” tambahnya.
Siti Fadilah Supari Mengaku Kaget
Sebelumnya, mantan Menkes Siti Fadilah Supari menyatakan keterkejutannya terhadap rencana uji coba vaksin TBC yang didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation di Indonesia.
Ia menyebut kebijakan itu muncul tiba-tiba tanpa sosialisasi yang jelas ke publik.
“Kalau masyarakat kaget ya wajar. Lah saya juga kaget. Nggak ada angin, nggak ada hujan, kok tiba-tiba Indonesia dijadikan ajang uji coba?” ujar Siti dalam kanal YouTube Cerita Untungs, Jumat (16/5/2025).
Siti menyoroti Indonesia saat ini berada di posisi kedua tertinggi di dunia dalam jumlah penderita TBC, setelah India dan di atas China.
Menurutnya, tingginya angka kasus TBC sangat berkaitan dengan kepadatan penduduk dan tingkat kemiskinan.
(Selvianus Kopong Basar)