Menperin Perkenalkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0 ke Dunia
Nasional

FTNews - Indonesia kembali mengikuti salah satu pameran industri yang sangat berpengaruh di dunia, yaitu Hannover Messe 2024 yang berlangsung pada 22-26 April 2024.
Partisipasi Indonesia dalam acara ini merupakan sebagai tindak lanjut dari peran Indonesia sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2023. Sebanyak sembilan perusahaan dari berbagai sektor industri mengisi Paviliun Indonesia dalam acara ini.
Tidak hanya sekedar mengikuti pameran, namun keberadaan Indonesia ini juga sebagai kampanye berkelanjutan dari kebijakan “Making Indonesia 4.0â€. Selain itu, partisipasi ini juga untuk meningkatkan ekspor, investasi, kerja sama industri, serta branding Indonesia selaku salah satu negara penyumbang produk manufaktur terbesar di dunia.
Baca Juga: Bocah Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Bekasi, Ibu Diduga Pelaku Diamankan
Dalam kesempatan ini juga, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membuka Paviliun Indonesia dalam pameran ini yang berlangsung di Hannover. “Melalui program Making Indonesia 4.0, Indonesia menargetkan untuk meningkatkan daya saing di sejumlah sektor ekonomi utama. Termasuk sektor kendaraan listrik, biofuel, dan sumber daya terbarukan,†ujar Agus dalam sambutannya, Senin (22/4).
Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Foto: Kemenperin
Indonesia juga berkesempatan untuk memperkenalkan potensi ekonomi beserta teknologinya. Pertama, Indonesia memiliki jalan peta Making Indonesia 4.0, yaitu kunci untuk menjalankan transformasi ekonomi melalui inovasi dan teknologi. Selanjutnya, pendukung peta jalan sebut, yaitu industri hilir dan ekonomi hijau.
Baca Juga: Update Gempa Cianjur, 318 Tewas 14 Masih dalam Pencarian
Pemerintah memproyeksikan akan terdapat 21 komoditas dalam peta jalan hilirisasi. Proyeksinya, komoditas tersebut akan mencapai nilai investasi sebesar $545,3 miliar atau Rp8,8 triliun pada tahun 2040 nanti.
Lalu, sebanyak 23 persen energi akan berasal dari energi terbarukan pada tahun 2025. Di mana, pemerintah juga menargetkan untuk menutup seluruh pembangkit listrik tenaga batu bara pada tahun 2050.
Berdasarkan target-target tersebut, pemerintah membutuhkan investasi dan pembiayaan yang sangat besar, yaitu $1 triliun atau sekitar Rp 16.239 triliun.
Berbagai produk inovatif dan solusi industri dari Indonesia, menunjukan akan adanya komitmen dalam menghadirkan nilai tambah bagi pasar global.