Hukum

Mentan 'Sentil' Pengamat yang Rajin Mengkritiknya, Malah Kepleset Proyek Fiktif!

Kesuma Ramadhan
Jumat, 18 April 2025 | 16:35 WIB
Mentan 'Sentil' Pengamat yang Rajin Mengkritiknya, Malah Kepleset Proyek Fiktif!
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman sentil pengamat yang kerap mengkritiknya justru terlibat proyek fiktif yang merugikan negara hingga Rp 5 Miliar. [Instagram]

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyentil seorang pengamat yang sering mengkritiknya.

Andi Amran menyebutkan pengamat yang kerap memberikan kritik tajam kepadanya itu malah terlibat proyek fiktif di Kementerian Pertanian (Kementan) yang merugikan negara Rp5 miliar.

Mentan Amran memastikan, sang pengamat bakal masuk penjara dalam waktu cepat. Karena, kasusnya sudah ditangani aparat penegak hukum.

Baca Juga: Prabowo Bersyukur Harga Pangan Selama Lebaran Stabil : Tiap Malam Telepon Menteri 'Kesayangan'

“Kami sudah melakukan investigasi, dan penegak hukum telah menyimpulkan adanya kerugian negara. Proses hukum akan kami percepat karena banyak yang melobi saya untuk dimaafkan. Tapi, saya tolak dan siap menghadapi risiko demi rakyat,” kata Mentan Amran di Gedung Kementan, Jakarta, kemarin.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman siap penjarakan pengamat yang terbukti terlibat proyek fiktif. [Instagram]

Hanya saja dirinya tak sebutkan siapakah pengamat yang dimaksud. Bisa jadi dia adalah pengamat pertanian atau terkait pangan.

Disebutkannya, pengamat ini gencar membentuk opini sesat dan terlibat proyek fiktif yang sedang berlangsung di Kementan.

Kata dia, pelaporan itu dilakukan atas dasar keresahan masyarakat, khususnya para petani yang merasa semangatnya dirusak oleh narasi-narasi negatif yang tidak berdasar.

Pernyataan-pernyataan pengamat tersebut dinilai melemahkan upaya swasembada pangan yang saat ini mulai membuahkan hasil.

Baca Juga: Soal Keberadaan Mentan SYL, Mahfud MD: Kami Tidak Tahu

“Banyak yang sudah tahu siapa, proses ini sudah berjalan hingga ke penegak hukum,” ujar Mentan Amrran.

Mentan mengungkapkan pengamat yang dimaksud bukanlah sosok asing di lingkungan Kementan. Kendati demikian, dia tidak menyebutkan inisial pengamat tersebut.

Pengamat itu merupakan seorang guru besar dari perguruan tinggi ternama yang pernah memperoleh sejumlah proyek di Kementerian Pertanian.

Namun, berdasarkan hasil audit internal, ditemukan 23 pelanggaran dalam pengadaan barang dan jasa.

“Barang yang diadakan tidak digunakan. Banyak proyek yang fiktif dan tidak sesuai kontrak. Setelah saya menjabat kembali, tidak ada lagi ruang untuk praktik korupsi. Karena itulah, dia mulai melancarkan kritik yang tendensius dan tidak berdasar,” ungkapnya.

Bagi Mentan Amran, pengamat tersebut hanya bersuara lantang saat dirinya menjabat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengecek harga pangan di pasar. [instagram]

Pada periode pertama kepemimpinannya, atau 2014-2019, pengamat itu rajin melontarkan kritik tajam yang tak dilandasi data dan fakta.

Anehnya, ketika Mentan dijabat sosok tokoh lain, suaranya nyaris tak terdengar. Kritik keras kembali mencuat pada akhir 2023, tepat setelah Amran ditetapkan lagi menjabat mentan.

Dia menyoroti sebagian besar kritik dari itu, hanya didasarkan kepada asumsi tanpa dukungan data yang valid.

Kritik-kritik itu mencakup program cetak sawah, food estate, kebijakan wajib tanam bawang putih 5 persen bagi importir, hingga program pompanisasi.

“Pengamat ini juga mengkritik target swasembada pangan, menyebutnya tidak jelas. Bahkan terakhir, ia menuding program makan siang dan susu gratis rawan korupsi. Semua ini dilakukan bukan karena niat membangun, tapi karena kepentingan pribadi,” tuturnya.

Dalam hal ini, dia menegaskan bukanlah sosok yang anti kritik.

Selama ini, Kementan sangat terbuka terhadap berbagai masukan termasuk kritik membangun dan berbasiskan data. Kritik yang konstruktif justru diperlukan untuk mendorong perbaikan dan kemajuan sektor pertanian.

Namun, jika kritik dilandasi motif pribadi, kata dia, langkah tersebut merupakan bentuk penyalahgunaan intelektual yang justru merugikan negara.

“Kami terbuka terhadap kritik. Yang kami tolak adalah kritik yang tidak sesuai data, manipulatif, dan punya agenda terselubung. Apalagi jika kritik digunakan untuk menyamarkan konflik kepentingan, itu adalah bentuk penghianatan,” ucapnya.

Tag Mentan Andi Amran Sulaiman Pengamat Pertanian Proyek Fiktif

Terkini