Mewahnya Sekolah Rakyat, Siswa Dibekali iPad hingga Laptop untuk Belajar
Sosial Budaya

Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan Sekolah Rakyat mulai beroperasi pada Juli 2025. Meski gratis, Sekolah Rakyat tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sebab, dari segi fasilitas maupun kualitas, Sekolah Rakyat bisa dibilang setara dengan sekolah unggulan pada umumnya.
Bedanya, sekolah berkonsep asrama ini hanya diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang masuk desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Baca Juga: Wamensos: Sekolah Rakyat Munculkan Harapan Bagi Masyarakat Miskin
Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengungkapkan bahwa siswa miskin di Sekolah Rakyat akan dibekali iPad hingga laptop untuk belajar.
Hal ini disampaikan Agus Jabo dalam Diskusi Double Check yang digagas DPP Gempita yang digelar di Cemara Galeri 6 kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2025).
"Walaupun ini untuk orang miskin, Presiden perintahnya fasilitas sekolah unggulan dari pendidikannya, pembangunan karakternya mereka punya keterampilan," ujar Wamensos.
Baca Juga: Wamensos Jabarkan Manfaat Program Sekolah Rakyat Tengah Digenjot Pemerintah
"Termasuk perlengkapan-perlengkapan nantinya akan didapatkan siswa itu perlengkapan unggulan, siswa harus pegang iPad, siswa harus pegang Laptop segala macam," papar Agus Jabo.
Dibuka di Tiap Kabupaten
Wamensos Agus Jabo Priyono dalam Diskusi Double Check digagas DPP Gempita yang digelar di Cemara Galeri 6 kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (24/5/2025). [FTNews.co.id/Selvianus Kopong Basar]Pemerintah rencananya akan membangun dan membuka Sekolah Rakyat di tiap kabupaten di Indonesia dengan penerimaan siswa mencapai 1.000 orang.
Syaratnya, siswa maupun tenaga pendidik berasal dari daerah yang sama. Sehingga gurunya bisa memahami kondisi dari muridnya.
"Jadi misalkan sekolah itu di daerah Kabupaten Magelang, ya muridnya harus dari Magelang, gurunya juga harus di Magelang. Supaya mereka bisa memahami karena ini orang-orang miskin," jelas Wamensos.
Kurikulum dan Guru
Wamensos Agus Jabo Priyono saat cek lokasi kesiapan Sekolah Rakyat di Surakarta, Jawa Tengah. [Dok. Kemensos]Terkait kurikulum dan tenaga pendidik, Agus Jabo menjelaskan bahwa hal ini merupakan wewenang Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Untuk kurikulum dan guru itu di Dikdasmen, sementara prasarana-prasarana di Kemensos bekerjasama dengan Kemenpan RB, PKN kemudian bekerjasama juga dengan pemerintah daerah," terangnya.
Putus Transmisi Kemiskinan
Presiden Prabowo Subianto. [Dok. Setneg]Pada kesempatan itu, Wamensos juga menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk memutus transmisi kemiskinan di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan yakni diangka 9,03 persen.
Dengan data itu, pemerintah melalui Kemensos, Kemendikdasmen serta sejumlah kementerian terkait tengah mengenjot sekolah rakyat.
"Presiden dalam pidatonya dia mengatakan bahwa setelah rakyat, tujuannya yaitu memutus transmisi kemiskinan. Anak yang hidup dari keluarga miskin, negara ambil, negara urus dikasih ilmu, dikasih gizi yang bagus, dan dikasih keterampilan yang bagus," kata Agus Jabo.
Mayoritas Dukung Sekolah Rakyat
Wamensos Agus Jabo Priyono saat cek lokasi kesiapan Sekolah Rakyat di Surakarta, Jawa Tengah. [Dok. Kemensos]Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa 94,4 persen masyarakat setuju dengan program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Survei yang digelar pada 7-12 April 2025 dengan melibatkan 1.200 responden secara acak di 38 provinsi menunjukkan bahwa dari 94,4 persen, sebanyak 28,2 persen menyatakan sangat setuju.
Keyakinan publik terhadap efektivitas program ini juga sangat tinggi.
Sebanyak 83,9 persen responden percaya Sekolah Rakyat dapat mengatasi persoalan anak putus sekolah dan menjadi solusi keluar dari jerat kemiskinan. (Reporter: Selvianus Kopong Basar)