“Open House” di Istana Sempat Kisruh, Begini Tanggapan Sosiolog

FTNews – Usai menunaikan salat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (10/4) Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar open house di Istana Negara, Jakarta pukul 09.00 WIB.

Antrean warga mengular karena antusias ingin bersilaturahmi dengan Jokowi. Para menteri, pejabat dan warga berbaur untuk bersalaman dalam silaturahmi Idulfitri 1445 Hijriah dengan presiden.

Namun sayangnya, di tengah terik dan antrean yang mengular, sempat terjadi kisruh. Warga sempat merangsek masuk. Bahkan ada warga yang masuk tanpa melewati skrining pengamanan istana.

Atas peristiwa tersebut, pihak istana pun meminta maaf. Biro Protokol Sekretariat Presiden menjelaskan tidak semua warga bisa masuk saat open house di Istana karena keterbatasan waktu.

“Kami mohon maaf apabila tidak dapat mengakomodasi semua kehadiran masyarakat,” kata Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, Rabu (10/4).

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo tampak antre di open house Presiden Jokowi. Foto: Kemenpora

Tahun Terakhir

Sosiolog Universitas Nasional Sigit Rochadi menilai antusiasme masyarakat datang ke open house didorong oleh popularitas, kerendahan hati dan momen tahun terakhir jabatan Presiden Jokowi.

“Popularitas Jokowi sangat tinggi bahkan tertinggi di dunia. Ini membangkitkan penasaran masyarakat untuk melihat dan bertemu langsung dengan sosok ini,” katanya kepada FTNews, di Jakarta, Kamis (11/4).

Menurutnya, kerendahan hati Jokowi mau menerima siapa saja dengan status sama. Masyarakat dari berbagai status dan kalangan antre berbaris untuk berjabat tangan.

“Pemulung berbaris berjejer dengan menteri dan keluarganya, menaikkan prestise pemulung dan tidak menurunkan derajat menteri,” imbuhnya.

Posisi ini semakin mendorong tamu untuk bergegas menuju presiden. Apalagi tahun ini terakhir Presiden Jokowi menggelar open house dan masyarakat ingin memanfaatkan itu.

“Ketiga variabel tadi mendorong desak-desakkan tak terhindarkan. Ditambah haus dan lapar, maka terjadilah peristiwa yang tidak diinginkan,” ucapnya.

BACA JUGA:   Polisi Berlakukan Ganjil-Genap di Tempat Wisata Selama Libur Nataru

Sigit pun menyarankan, jika tamu membludak seperti kemarin, ada baiknya panitia memberikan minum dan makanan kecil untuk mencegah emosi masyarakat.

Artikel Terkait