Parung Panjang: Stasiun Vital yang Menjadi Denyut Mobilitas Jabodetabek
Di tengah kesibukan Jabodetabek, ada satu stasiun yang selalu ramai meski letaknya agak jauh dari pusat kota: Stasiun Parung Panjang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Setiap hari, ribuan penumpang hilir-mudik di sini, menunggu KRL yang akan membawa mereka ke Jakarta, Rangkasbitung, atau Merak. Tapi Parung Panjang bukan sekadar stasiun biasa di balik kesibukannya, tersimpan sejarah panjang sejak era kolonial Belanda.
Dari Masa Kolonial Hingga Era Modern
Awal cerita Parung Panjang dimulai pada 1890-an, ketika perusahaan kereta Belanda, Staatsspoorwegen, membangun jalur Duri – Rangkasbitung.
Stasiun ini pun resmi beroperasi pada 1899. Menariknya, dulu Parung Panjang tercatat lebih besar dari Stasiun Tanah Abang di Jakarta dan menjadi titik penting dalam jaringan kereta menuju Merak.
Bangunan lama memiliki empat jalur, masing-masing dengan fungsi khusus. Jalur 2 menuju barat, jalur 3 ke timur, sementara jalur 1 dan 4 dipakai untuk parkir kereta.
Selain melayani KRL, stasiun ini juga pernah menjadi pemberhentian kereta lokal yang menghubungkan berbagai kota di Banten, seperti KA Lokal Merak dan KA Ekspres Rangkas Jaya.
Revitalisasi dan Fasilitas Modern
stasiun parung panjang (X)
Pada 2016, Parung Panjang menjalani pembaruan besar-besaran. Bangunan dua lantai baru hadir dengan desain modern dan fasilitas yang membuat perjalanan penumpang lebih nyaman.
Ada eskalator, lift, toilet bersih, musala, area parkir luas, hingga minimarket dan restoran. Kini, stasiun ini lebih dari sekadar tempat naik-turun kereta, ia menjadi ruang publik yang ramah dan multifungsi.
Titik Penting Mobilitas Warga
ILUSTRASI STASIUN (X)
Dengan empat jalur aktif dan empat jalur simpan khusus KRL, Parung Panjang menjadi stasiun terbesar di jalur Tanah Abang – Rangkasbitung.
Banyak penumpang yang menggunakan stasiun ini sebagai titik transit, baik menuju Jakarta maupun ke barat. Transformasi menjadi stasiun khusus KRL memastikan mobilitas warga tetap lancar dan efisien setiap hari.
Meski kini tidak lagi memegang predikat stasiun terbesar di Indonesia, Stasiun Parung Panjang tetap menyimpan identitas historisnya. Ia menjadi penghubung penting bagi masyarakat Bogor, Tangerang, dan Banten menuju pusat ibu kota, sebuah simbol perjalanan panjang perkeretaapian di Indonesia.
Penulis : Andinilah