Penjualan Mobil Rusia Naik Drastis, Perang dengan Ukraina Tidak Pengaruh?
1. Efek Basis Rendah (Low Base Effect)
Konteks: Setelah invasi pada Februari 2022, penjualan mobil di Rusia anjlok secara dramatis (bisa turun lebih dari 80% pada beberapa bulan) karena produsen Barat menarik diri, sanksi finansial, dan kekacauan logistik.
Akibat: Angka penjualan di akhir 2024 dibandingkan dengan angka yang sudah sangat rendah di akhir 2023.
Pertumbuhan 18% dari angka yang sangat kecil akan terlihat "positif", meski volume sebenarnya (33.400 unit/minggu) masih sangat jauh di bawah level sebelum perang (bisa mencapai 50-60 ribu unit/minggu).
2. Pergantian Merek dan Munculnya Pemain Baru
Rusia kehilangan hampir semua merek Eropa, Amerika, Jepang, dan Korea. Vakum ini diisi oleh:
Produsen China: Mereka masuk dengan agresif (seperti Chery, Haval, Geely) dan mendominasi pasar, menawarkan stok baru dan model-model terkini.
Perusahaan seperti AvtoVAZ (pembuat Lada) mengakuisisi aset pabrik yang ditinggalkan (contoh: pabrik Nissan) dan mulai memproduksi mobil-mobil "baru" yang seringkali adalah model lama yang direkayasa ulang atau mobil China yang di-rebadge.
Ini menambah stok dan pilihan bagi konsumen.
3. Kebijakan Pemerintah yang Mendukung
Kremlin meluncurkan berbagai program subsidi untuk mendukung industri otomotif yang terisolasi, seperti:
- Program Leasing Negara: Membeli ribuan mobil untuk dinas pemerintah dan perusahaan negara (BUMN).
- Subsidi Kredit: Membuat kredit mobil lebih murah untuk rakyat, sehingga mendorong permintaan.
- "Cash for Clunkers": Program tukar-tambah untuk mendorong pensiunnya kendaraan tua dan meningkatkan penjualan baru.
Pasar Otomotif Rusia Belum Pulih
Pasar otomotif Rusia belum pulih ke kondisi normal atau sehat. Ia telah berubah menjadi pasar yang terisolasi, disubsidi, dan bergantung pada pemain baru, yang masih berjuang untuk mencapai level penjualan dan kualitas sebelum perang.
Data positif mingguan adalah riak di atas gelombang penurunan yang lebih besar secara tahunan.