Perangi Iran Selama 12 hari, Amunisi Israel Kini Mulai Menipis
Nasional

Kabar baru dari militer Israel mengungkap jika stok senjata mereka semakin menipis setelah 12 hari berperang melawan Iran.
Mengutip sejumlah pejabat AS tanpa menyebutkan nama, melaporkan pada Selasa (25/6/2025) bahwa Israel mengalami kekurangan sejumlah senjata penting, terutama amunisi.
Israel telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran sejak 13 Juni lalu dengan tuduhan bahwa Iran menjalankan program nuklir militer secara rahasia.
Baca Juga: Fitur Baru iOS 18 Bikin Pasangan Selingkuh, Dikritik Pengguna As
Iran Luncurkan Operation True Promise 3
Ilustrasi Iran luncurkan rudalnya ke Israel. [Instagram]
Sebagai balasan, Iran meluncurkan 'Operation True Promise 3' pada hari yang sama dan menghantam sejumlah target militer di Israel.
Baca Juga: Iran Bombardir Pangkalan Militer Israel di Tel Aviv, Berapa Jatuh Korban?
Iran sendiri membantah mengembangkan program nuklir untuk kepentingan militer.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengaku belum menemukan bukti nyata bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, menurut pernyataan Direktur Jenderal Rafael Grossi pada 18 Juni.
Amerika Serikat Hadir Perkeruh Situasi
Ilustrasi jet tempur Amerika saat menjatuhkan bom ke Iran. [Instagram]
Di tengah ketegangan Iran-Israel, Amerika Serikat memperkeruh situasi dengan menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.
Sebagai balasan, Iran menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik militer AS di Qatar pada 23 Juni.
Malam harinya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri perang selama 12 hari.
Pada Selasa (25/6/2025), dia menyatakan bahwa gencatan senjata di antara kedua negara telah resmi berlaku.
Mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa ada kemungkinan besar gencatan senjata akan bertahan meskipun ada pelanggaran.
Menurut dia, Israel kini kehabisan daya tempur dan lebih membutuhkan perdamaian dibanding Iran.