Lebih 20 Orang Tewas, Trump: Thailand-Kamboja Sepakat Perbarui Gencatan Senjata
Presiden AS Donald Trump mengatakan Thailand dan Kamboja sepakat untuk memperbarui gencatan senjata setelah bentrokan mematikan. Tembak-menembak dihentikan mulai Jumat, kata Trump.
Kesepatakan itu diumumkan Trump melalui media sosialnya, setelah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pada hari Jumat.
"Mereka telah setuju untuk MENGHENTIKAN semua penembakan mulai malam ini, dan kembali ke Perjanjian Perdamaian asli yang dibuat dengan saya, dan mereka, dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia yang hebat, Anwar Ibrahim," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
Baca Juga: Perangi Iran Selama 12 hari, Amunisi Israel Kini Mulai Menipis
Lebih 20 Orang Tewas, 500 Ribu Warga Mengungsi
Dilansir Al Jazeera, pertempuran antara negara-negara tetangga di Asia Tenggara minggu ini telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan sekitar setengah juta orang mengungsi di kedua sisi perbatasan yang disengketakan.
Gencatan senjata asli antara kedua negara pada bulan Juli dimediasi oleh Malaysia dan didorong melalui tekanan dari Trump, yang mengancam akan menahan hak istimewa perdagangan kecuali Thailand dan Kamboja setuju.
Baca Juga: Di Tengah Kesepakatan Gencatan Senjata, Israel Masih Bombardir Palestina : 35 Orang Tewas
Gencatan senjata tersebut diformalkan secara lebih rinci pada bulan Oktober dalam pertemuan regional di Malaysia yang dihadiri Trump. Namun, Thailand menangguhkan perjanjian tersebut pada bulan November setelah tentara Thailand terluka akibat ranjau darat di perbatasan.
Kedua pihak terus melancarkan perang propaganda sejak saat itu, berulang kali saling menyalahkan karena kembali memicu konflik berkepanjangan terkait demarkasi perbatasan sepanjang 800 kilometer (500 mil) yang berasal dari era kolonial.
Pertempuran terbaru memasuki hari kelima pada hari Jumat.
Thailand-Kamboja belum Umumkan Kesepakatan Terbaru
Baik Thailand maupun Kamboja belum secara independen mengkonfirmasi kesepakatan terbaru tersebut.
Namun, sebelumnya pada hari itu, Perdana Menteri Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa ia telah memberi tahu Trump bahwa tanggung jawab untuk mengakhiri kekerasan ada pada Kamboja.
Anutin mengatakan Trump telah menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata selama panggilan telepon. “Saya menjawab bahwa dia sebaiknya mengatakan itu kepada teman kita,” tambah Anutin, merujuk pada Kamboja.
“Perlu diumumkan kepada dunia bahwa Kamboja akan mematuhi gencatan senjata.”
Sumber: Al Jazeera