Pertemuan Dewan Keamanan PBB, Kamboja Serukan Gencatan Senjata dengan Thailand

Politik

Sabtu, 26 Juli 2025 | 15:36 WIB
Pertemuan Dewan Keamanan PBB, Kamboja Serukan Gencatan Senjata dengan Thailand
Serangan militer di perbatasan Kamboja-Thailand. [Istimewa]

Kamboja menyerukan gencatan senjata segera dengan Thailand setelah pecahnya perang yang terjadi di perbatasan, sementara kedua belah pihak mengisyaratkan kesediaan untuk berunding, di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional.

rb-1

Duta Besar Kamboja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Chhea Keo , menyerukan gencatan senjata segera dengan Thailand setelah dua hari pertempuran sengit berturut-turut antara kedua negara.

Selesaikan Perselisihan Secara Damai

Baca Juga: Kalah dari Thailand, Indonesia Enam Kali Runner-up Piala AFF

rb-3

Peta lokasi pertempuran Kamboja-Thailand. [Istimewa]Peta lokasi pertempuran Kamboja-Thailand. [Istimewa]

Seruan tersebut muncul setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada hari Jumat (25/7/2025), sebagaimana dilaporkan AFP.

"Kamboja meminta gencatan senjata tanpa syarat dan mendesak kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan secara damai," kata Chhea Keo.

Baca Juga: Tersangka Penipuan Artis Jessica Iskandar Ditangkap di Thailand!

Ia mempertanyakan klaim Thailand bahwa Kamboja, yang lebih kecil dan kurang berkembang secara militer dibandingkan tetangganya, memulai konflik.

Dewan Keamanan mengimbau kedua belah pihak untuk menahan diri sepenuhnya dan menyelesaikan masalah ini melalui diplomasi.

"Inilah yang juga kami serukan, tambahnya.

Kekhawatiran Perang Meluas

Ilustrasi Dewan Keamanan PBB. [Istimewa]Ilustrasi Dewan Keamanan PBB. [Istimewa]

Meskipun anggota DK PBB lainnya menolak berkomentar, seruan Kamboja untuk gencatan senjata muncul di tengah meningkatnya ketegangan, menyusul bentrokan yang terus berlanjut di dekat Kuil Ta Muen Thom di perbatasan Thailand-Kamboja sejak 24 Juli.

Konflik tersebut telah mengakibatkan jatuhnya puluhan korban di kedua belah pihak, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional atas potensi meluasnya permusuhan di kawasan tersebut.

Pada saat yang sama, Kamboja secara resmi mengajukan protes kepada DK PBB, menuduh Thailand terlibat dalam "invasi yang direncanakan sebelumnya" dan melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja semakin meningkat akibat sengketa wilayah perbatasan lama yang memanas hingga memicu bentrokan bersenjata dan insiden ranjau darat.

Awal ketegangan terjadi pada Mei 2025 dengan baku tembak yang menewaskan seorang tentara Kamboja di wilayah perbatasan sengketa, Segitiga Zamrud.

Ketegangan terus memburuk hingga Juli 2025, dengan insiden berulang ledakan ranjau darat yang melukai beberapa tentara Thailand, termasuk yang harus diamputasi. Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau-ranjau tersebut di wilayah perbatasan, tuduhan yang dibantah oleh Kamboja.

Akibatnya, Thailand mengusir duta besar Kamboja dan menarik pulang duta besarnya dari Phnom Penh sebagai respons diplomatik yang menegangkan.

Bentrokan bersenjata pecah pada 24 Juli 2025 di dekat kuil Ta Moan Thom, dengan kedua militer saling tuduh sebagai pihak pemicu tembakan pertama.

Militer Thailand juga menyebut Kamboja mengerahkan drone pengintai dan pasukan bersenjata berat ke wilayah sengketa. Warga sipil di wilayah perbatasan Thailand mulai mengungsi karena kekhawatiran eskalasi konflik.

Tag Kamboja PBB Thailand Perang Gencatan senjata

Terkini