Polisi Intimidasi Warga Eh Salah Tangkap Jadi Bahan Hujatan Netizen

Seorang polisi yang meninterogasi warga yang diduga pencuri viral di media sosial. Polisi tersebut memperoleh hujatan netizen karena dinilai bertindak semena-mena.

Terbukti setelah hasil penyelidikan warga tersebut tidak terbukti bersalah. Polisi tersebut ternyata salah tangkap orang.

Seperti diunggah akun @informania, video tersebut memperlihatkan seorang polisi berpakaian hitam sedang menginterogasi warga yang dalam keadaan terduduk.

Baca Juga: Polisi : Siswa SMPN 132 Jakarta Tewas Tergelincir Diduga Hendak Merokok

Potongan video polisi intimidasi warga. (Instagram)

"Ngaku ora, ngaku ora?" kata polisi itu sambil berteriak-teriak dan posisi mencekik korban.

Ironisnya interogasi itu dilakukan polisi di tengah kerumunan warga yang menyaksikan. Orang disangka pencuri pompa air itu hanya terdiam mematung.

"Wkwkwkwk... Masa teknik interogasi begitu... Belajar dulu sana sm CPM," kata @aden_luger02.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Kritik Polisi Soal Penembakan Bos Rental Mobil di Tangerang: Lambat Penanganan

"Bukanya nyari bukti dulu malah persekusi orang yang belum tentu pelakunya. Wajib minta maaf sih ini," kata @prem.positivers.

"Gak usah lagi pake kata oknum lah kalo buat polisi, udah terlalu banyak udah gak pantes pake kata oknum," kata @albert.sugeng.grahambell.

"Mangkel banget aku kalau ada penindasan begini, iya kalau dia nyolong nah kalau dia gak salah gak nyolong apa gak kasian. Duhhh polisi iki sak enak e dewe," kata @nurissfarra.

"Bukanya nyari bukti dulu malah persekusi orang yg blm tentu pelakunya.. Wajib minta maaf sih ini," kata akun lain..

Potongan video polisi intimidasi warga. (Instagram)

Disebutkan warga tersebut bernama Kusyanto (38), seorang pencari bekicot asal Desa Dimoro Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Dia trauma berat setelah menjadi korban salah tangkap yang dilakukan anggota kepolisian berpangkat Aipda IR.

Ia dituduh mencuri pompa air dan dipersekusi oleh sejumlah orang. Kusyanto yang tidak terbukti melakukan pencurian harus menerima kekerasan fisik dan psikis.