Presiden Korsel yang Dimakzulkan Dibebaskan Usai Adanya Pembatalan dari Pengadilan

Presiden Korea Selatan (Korsel) yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol dibebaskan dari tahanan pada Sabtu (8/3/2025). Sambil tersenyum, dia berjalan keluar dari pusat tahanan sebelum membungkukkan badannya di depan para pendukung yang menunggu.

Para pendukungnya bersorak saat presiden yang berstatus nonaktif usai dimakzulkan parlemen itu berjalan di depan mereka, sebelum masuk ke dalam mobil.

"Saya menundukkan kepala sebagai rasa terima kasih kepada rakyat negara ini," ujar Yoon dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui pengacaranya seperti dilansir Kantor berita AFP, Sabtu (8/3/2025).

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Resmi Dimakzulkan Oleh Majelis Nasional

Presiden Korea Selatan (Korsel) yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol dibebaskan. [X]

Yoon bebas dari penjara setelah Pengadilan Korea Selatan membatalkan surat perintah penangkapan terhadapnya. Putusan pengadilan ini memungkinkan pembebasan Yoon dari tahanan.

Putusan pengadilan ini, seperti dilansir AFP, Jumat (7/3/2025), menanggapi pengajuan tim pengacara Yoon yang meminta pengadilan membatalkan surat perintah penangkapan terhadap kliennya, yang dilaksanakan bulan lalu.

Dalam argumennya, tim pengacara Yoon menyebut penahanan kliennya tidak sah karena jaksa penuntut menunggu terlalu lama untuk mendakwanya.

Baca Juga: Deretan Skandal Ibu Negara Korea Selatan yang Menjadi Andil Dimakzulkannya Presiden Yoon

"Wajar untuk menyimpulkan bahwa dakwaan diajukan setelah masa penahanan terdakwa berakhir," cetus dokumen Pengadilan Distrik Pusat Seoul.

Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol. [X]

"Untuk memastikan kejelasan prosedural dan menghilangkan keraguan mengenai legalitas proses investigasi, akan tepat untuk mengeluarkan keputusan untuk membatalkan penahanan," lanjut dokumen pengadilan tersebut.

Yoon yang mantan jaksa ini menjerumuskan Korsel ke dalam kekacauan pada Desember 2024 lalu, dengan secara tiba-tiba menetapkan darurat militer yang menangguhkan pemerintahan sipil untuk sementara dan mengirimkan tentara ke gedung parlemen.

Dia didakwa melakukan pemberontakan atas penetapan darurat militer yang berlangsung singkat tersebut.