Deretan Presiden Korea Selatan yang Tumbang Karena Kemelut Politik, Yoon Suk Yeol Berikutnya?
Nasional

Perpolitikan Korea Selatan (Korsel) tengah diguncang badai. Presiden Korsel Yoon Suk Yeol ditangkap aparat pada Rabu (15/1/2025).
Sabtu (14/12/2024) lalu, parlemen Korea Selatan telah menyetujui pemakzulan Yoon Suk Yeol, sebagai buntut pengumuman keadan darurat militerpada awal Desember 2024.
Penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol tersebut menambah panjang daftar presiden korsel yang berakhir dengan pemakzulan.
Baca Juga: Demi Keselamatan Konser Musik NCT 127, Polisi Perketat Keamanan
Ini bukan pertama kalinya presiden di negeri ginseng itu tumbang dengan pemakzulan dalam berbagai kasus.
Siapa sajakah presiden Korsel yang berakhir dengan pemakzulan itu? Berikut ulasannya.
1. Park Geun-hye
Baca Juga: Mengenal Kota Muan, Tempat Pesawat Jeju Air Jatuh dan Terbakar
Park Geun-hye adalah presiden perempuan pertama di Korea Selatan yang dimakzulkan.
Ia terpaksa digulingkan dari kekuasaannya pada 2016, karena dituduh menerima atau meminta uang puluhan juta dolar Amerika Serikat dari sejumlah konglomerat, termasuk Samsung.
Park juga dituduh menyebarkan dokumen rahasia, emmasukkan artis dalam daftar hitam dan memecat pejabat yang berseberangan dengannya.
Atas perbuatannya itu, Park dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan dikenakan denda berat pada 2021.
2. Lee Myung-bak
Lee Myung-bak adalah presiden Korea Selatan yang berkuasa pada 2008 hingga 2013. Ia juga bermasalah dengan hukum dan akhirnya mendekam di penjara.
Pada Oktober 2018, Lee divonis hukuman 15 tahun penjara karena terbukti menerima suap dari Samsung, sebagai imbalan membantu kasus penggelapan pajak.
Namun Lee mendapatkan pengampunan dari Yoon Seok-yeol pada Desember 2022 sehingga tidak menjalani hukuman penuh.
3. Roh Moon-hyun
Roh Moon-hyun menjabat sebagai presiden Korsel pada 2003-2008. Ia adalah salah satu presiden yang mendukung pemulihan hubungan dengan Korea Utara.
Namun ia menjadi sasaran penyelidikan terkait pemberian uang dari salah satu produsen sepatu senilai 1 juta dollar AS pada istrinya.
Selain itu ada juga ditemukan uang sebesar 5 juta sollar AS kepada suami salah satu keponakannya.
Karena kasus itu, ia memutuskan untuk bunuh diri pada Mei 2009 usai habis masa jabatannya sebagai presiden.
4. Park Chung-hee
Park Chung-hee menjadi salah satu Presiden Korea Selatan yang nasibnya berakhir tragis.
Ia dibunuh oleh kepala mata-matanya sendiri saat makan malam pada Oktober 1979.
Selama menjabat presiden, Park Chung-hee dikenal sebagai diktator dan dituding melakukan penindasan politik dan pelanggatan HAM.
5. Choi Kyu-hah
Choi Kyu-hah adalah sosok yang menggantikan Park Chung-hee yang tewas dibunuh.
Ketika naik ke tampuk kekuasaan, Choi menjanjikan reformasi dan pemilu yang demokratis.
Namun darurat militer yang diberlakukan Chun Doo-hwan pada Mei 1980 melemahkan jabatannya sebagai presiden.
Akhirnya ia terpaksa mengundurkan diri di tengah-tengah Pemberontakan Gwangju yang sedang berlangsung.
6. Chun Doo-hwan
Chun Doo-hwan merupakan salah satu orang kuat militer Korsen yang dikenal sebagai ‘Penjagal Gwangju”.
Pada 1987 dia memerintahkan pasukannya untuk menghentikan pemberontakan terhadap kekuasaannya.
Ia mengundurkan diri ketika menghadapi demonstrasi massa dan menyerahkan kekuasaannya pada Roh Tae-woo.
Namun pada 1996, Chun dan Roh dihukum karena pengkhianatan atas kudeta 1979 yang membawa Chun ke puncak kekuasaan.
Tak hanya itu, ia juga dihukum atas tuduhan pemberontakan Gwangju 1980 , korupsi dan sejumlah pelanggaran lainnya.
Roh dihukum 22,5 tahun penjara, namun dikurangi menjadi 17 tahun. Sementara Chun divonis hukuman mati.
Namun kemudian, keduanya diberi amnesti [ada 1998 setelah dua tahun menghabiskan masa tahanan di balik penjara.
7. Yun Po-sun
Presiden Yun Po-sun digulingkan dari kekuasaan melalui kudeta yang dipimpin Park Chung-hee pada 1961.
Yun lalu mengundurkan pada 1962 dan memberikan legitimasi untuk pengambilalihan kekuasaan oleh Park Chung-hee.
8. Syngman Rhee
Terakhir, kemelut politik juga membelit presiden pertama Korea Selatan, Syngman Rhee.
Ia terpilih pada 1948 dan dipaksa mengundurkan diri dalam gelombang demonstrasi mahasiswa pada 1960.
Sebelum itu, Syngman mencoba untuk memperpanjang masa jabatannya melalui pemilihan umum (Pemilu) yang curang.
Ia lalu dipaksa mengasingkan diri di Hawai dan akhirnya meninggal di negara tersebut.