PSI: Data BPS, Kesejahteraan Ibu dan Anak di Jakarta Menurun
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, August Hamonangan, menanggapi data Badan Pusat Statistik mengenai gizi buruk dan stunting di Provinsi DKI Jakarta. Menurutnya, kesejahteraan ibu dan anak di Jakarta mengalami kemunduran.
"Data BPS Tahun 2020 yang dipublikasi akhir Januari 2022, angka gizi buruk di DKI Jakarta mencapai 6.047 anak. Gubernur Anies ini rasa Gubernur Jendral. Hak-hak dasar rakyat banyak yang tidak dipenuhi. Target Gubernur Anies gizi buruk berkurang hingga 0. Ini masih jauh," kata August dalam keterangan rilis, Rabu (16/2)
August menyayangkan kondisi tersebut masih ditemukan di Jakarta. Menurutnya, APBD DKI Jakarta yang jumlahnya sangat besar harusnya bisa menjawab semua kebutuhan hak dasar warga.
Baca Juga: Vic Fadlin Raih Runner-up Mister Universe 2024
"Jakarta adalah kota yang memiliki anggaran belanja terbesar di Indonesia. Kemudian, seharusnya Gubernur Anies memprioritaskan program penghapusan kasus gizi buruk dan stunting ini," kata August.
Lebih lanjut August meminta Gubernur Anies agar lebih cepat bergerak. Salah satu faktor yang perlu dituntaskan adalah masalah lingkungan di sekitar tempat tinggal. Mulai dari sanitasi, jaringan air bersih, dan penataan permukiman.
"Agar bisa berkurang, Gubernur Anies harus tuntaskan program penataan kawasan permukiman dengan fokus perbaikan sarana seperti pembangunan Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Kemudian penyediaan jaringan air bersih, sistem sanitasi dan saluran drainase. Gimana mau anak sehat, kalau ibu hamilnya hidup di lingkungan yang tidak sehat," tutup August.
Baca Juga: Ricky Rizal Dituntut 8 Tahun Penjara Terkait Kasus Tewasnya Brigadir J
Perlu diketahu 1.826 balita di Jakarta Timur menderita gizi buruk. Angka ini diperoleh berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta tahun 2020 dan merupakan jumlah tertinggi balita penderita gizi buruk di Jakarta.
Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Timur, Eki Kumalasari membenarkan angka kasus gizi buruk yang tinggi.
â€ÂJakarta Timur termasuk tertinggi secara statistik, namun komitmen dan upaya yang dilakukan melibatkan semua sektor karena ini tanggungjawab sosial pencegahan stunting,†kata Eki.