Puluhan Siswa SMA di Ambon Keracunan Makanan
Daerah

Forumterkininews.id, Jakarta - Sedikitnya 70 siswa SMA Negeri Siwalima, Ambon, keracunan makanan.
Puluhan siswa sementara dirawat di dua bangunan sekolah. Seperti ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan Kampus Aula SMA Siwalima. Sebagai pertolongan pertama, siswa yang keracunan diberi cairan infus.
Kepala Polsek Baguala AKP Meity Jacobus mengatakan para siswa rata-rata mengalami sakit kepala, mual dan muntah setelah menyantap sarapan siang dan malam yang disediakan pihak sekolah di ruangan makan siswa.
Baca Juga: Soal Pimpin Negara, Prabowo Mengaku Harus Banyak Belajar dari Jokowi
Tak lama, para siswa yang keracunan langsung dievakuasi menggunakan ambulans yang terparkir di samping gedung sekolah dan dibawa ke beberapa rumah sakit, seperti RS RSKD, RS Leimena, RS Umarela, RS Otokuik dan RS Haulussy Ambon.
Lebih lanjut Meity mengatakan para siswa mengonsumsi sarapan dengan menu, nasi, ikan goreng dan sayuran bayam yang di sebuah ruangan makan sekolah pada Kamis (17/11).
Namun, pada malam harinya, kondisi kesehatan siswa mengalami penurunan, seperti muntah dan kondisi badan lemas. Di tengah kondisi tersebut, siswa masih dipaksakan mengikuti proses belajar malam.
Baca Juga: Berubah Jadi DKJ, Legislator: Gencarkan KTP Digital
Setelahnya, pukul 20.00 WIT, sekolah kembali menyiapkan menu makanan untuk siswa di ruangan yang sama. Seperti sup kacang hijau dan telur dadar. Namun, para siswa langsung mual, sakit kepala hingga muntah setelah santap malam.
Pada Jumat (18/11) pagi, puluhan siswa mulai bertumbangan usai mengikuti apel pagi setelah merasakan kesakitan perut, mual dan muntah.
Saat ini, kata Meity, sample makanan masih dilakukan uji klinik. Sehingga pihaknya masih menunggu baru akan melakukan penyelidikan.
"Makanan ada pihak ketiga yang kelola, pihak ketiga yang kelola, masih didalami, makanan ini katering," ucapnya.
Sejauh ini, pihak sekolah masih belum memberikan keterangan terkait kondisi tersebut.
"Kepsek belum bisa menerima wartawan, kalian pulang saja, nanti saja, masih tertutup. Di dalam masih dilakukan pemeriksaan," kata seorang guru yang menemui wartawan.