Puncak Arus Mudik Diprediksi Terjadi H-2 Lebaran

FTNews - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, memprediksi puncak arus mudik tahun ini akan  terjadi di H-2 Jelang Lebaran 2024.

Budi menyebut, pergerakan 26,6 juta orang atau 13,7 persen pemudik akan terjadi pada 8 April 2024.

"Sementara puncak arus balik prediksinya terjadi H+3. Yaitu pada 14 April 2024 dengan pergerakan 41 juta orang atau 21,2 persen,"ujar Budi dalam keterangannya, Kamis (14/3).

Baca Juga: Edy Rahmayadi ke Ketua Umum PWI: Kembalikan Pers ke Hati Rakyat

Dengan prediksi puncak arus mudik itu, Budi pun menghimbau masyarakat untuk mudik lebih awal dalam rangka menghindari kemacetan.

(Budi Karya Sumadi /Dok: setkab)

Antisipasi Lonjakan

Baca Juga: Jokowi: IKN Bukan Hanya untuk ASN

Selain itu, Budi memastikan pemerintah akan mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik. Melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.

"Rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas. Terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan," terangnya.

Sebagai informasi, prediksi Budi ini berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub.

Mudik lebaran 2024 Pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi ketika mudik. Foto: Antara

Yang bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, Kemenkominfo, serta para pakar dan akademisi. Di bidang transportasi telah mengadakan survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024

Dari hasil survei itu, tutur Budi, daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen atau 31,3 juta orang.

"Kemudian, Jabodetabek sebesar 14,7 persen atau 28,43 juta orang, Jawa Tengah sebesar 13,5 persen atau 26,11 juta orang,"ungkapnya.

Sedangkan daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen atau 61,6 juta orang. Jawa Timur sebesar 19,4 persen atau 37,6 juta orang, dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen atau 32,1 juta orang.

"Hasil survei juga menyimpulkan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 20,3 persen atau 39,32 juta. Bus 19,4 persen atau 37,51 juta, mobil pribadi 18,3 persen atau 35,42 juta. Dan sepedamotor sebesar 16,07 persen atau 31,12 juta,"pungkasnya.