Rektor ULM: Pengembangan Kampus akan Selaras dengan Pembangunan Nasional

Forumterkininews.id, Jakarta – Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri dilantik menjadi rektor Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan pelantikan ini dirinya akan memimpin ULM pada periode 2022-2026.

Dalam sambutannya, Ahmad Alim mengagendakan penyelarasan pembangunan nasional dengan rencana pengembangan kampus. Alim melihat peluang sekaligus tantangan dengan penetapan status kampus dari Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja (PTN Satker) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU) seperti ULM.

Dengan berstatus BLU, maka otonomi kampus dijalankan dengan pengelolaan seperti rumah sakit milik negara. Dimana seluruh penerimaan non pajak dikelola secara otonom dan hanya dilakukan pelaporan ke negara.

“Ada masa transisi dari Satker ke BLU, maka diperlukan pemetaan secara cermat potensi-potensi bisnis yang dimiliki oleh universitas. Kami akan lakukan konsolidasi internal,” kata Alim.

Konsolidasi ini diperlukan karena kampus yang berstatus BLU nantinya ditantang tak hanya menyandarkan sumber pendapatan dari sektor akademik, seperti tarif biaya pendidikan dari mahasiswa atau orangtua mahasiswa.

Nantinya, kampus juga ditantang untuk mencari sumber pendapatan dari sektor non akademik (bisnis) untuk menjalankan operasional kampus. Peningkatan pendapatan dari bisnis ini diharapkan bisa dikelola dengan baik sehingga berimbas pada peningkatan mutu layanan pendidikan tinggi.

“Pada fase konsolidasi internal, kami akan menyusun strategi rencana bisnis yang akan dilakukan oleh ULM untuk menjawab tantangan BLU ke depan,” tukas Alim.

ULM Jadi Pusat Riset Lahan Basah dan Kembangkan Ekowisata

Sejumlah rencana dipaparkan oleh Alim dengan mengacu pada aset serta potensi yang dimiliki ULM. Salah satunya potensi lahan basah yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan.

“Yang saya pikirkan sekarang adalah optimalisasi pemanfaatan aset-aset yang dimiliki ULM. Karena ULM itu memiliki banyak potensi, antara lain lahan-lahan, misalnya lahan rawa yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan,” urai Alim.

BACA JUGA:   Menhub: Pergerakan Masyarakat di Masa Nataru Mencapi 44 Juta Orang

Alim pun bertekad untuk mendorong agar ULM bisa terus mengembangkan riset unggulan dalam pengembangan lahan basah (wet land) seperti lahan gambut.

Menurutnya, salah satu yang diperlukan Kalsel adalah optimalisasi lahan gambut yang menghasilkan produk unggulan. Ia mengambil contoh, bahwa pengembangan lahan gambut tak hanya sebatas menjadi perkebunan sawit. “Lahan gambut ini juga sumber energi apabila terkelola dengan baik,” ujar Alim.

Alim menekankan bahwa lahan gambut merupakan ekosistem yang harus dipertahankan sehingga mampu menopang keberlanjutan (sustainability) masa depan Kalimantan.

“Bisa saja dengan penelitian gambut ini menjadi sumber ketahanan pangan, apakah itu dari sisi perikanan atau pangan, dan sebagainya. Ini membutuhkan pendekatan riset yang bersifat komprehensif. Kita dorong ULM menjadi salah satu pusat penelitian lahan basah,” pungkas Alim.

Selain pengembangan riset lahan basah, Alim juga melihat potensi pengembangan hutan pendidikan yang dimiliki ULM untuk dijadikan hutan pendidikan sekaligus agrowisata.

“Syukur-syukur bisa dijadikan farming integrated. Karena ULM punya 1.600 hektar lahan hutan pendidikan. Mudah-mudahan itu bisa menjadi salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh ULM untuk mendukung pelaksanaan BLU,” ujar Alim.

Artikel Terkait