Resolusi PBB Akui Palestina Merdeka dan Didukung 142 Negara, Ini Dampaknya
Politik

PBB telah mengadopsi resolusi yang mendukung pengakuan negara Palestina merdeka dalam Majelis Umum PBB pada 12 September 2025.
Resolusi ini mendapat dukungan dari 142 negara anggota PBB, dan sejalan dengan Deklarasi New York yang menetapkan peta jalan tunggal untuk mewujudkan solusi dua negara.
Dalam resolusi juga mengecam serangan Israel atas warga sipil dan infrastruktur sipil di Gaza. Serta pengepungan dan kelaparan yang menyebabkan bencana kemanusiaan serta krisis perlindungan.
Baca Juga: Vokalis The Strokes Kena Sensor Gegara Nyanyi Soal Intifada dan Palestina di TV
Kecaman itu muncul imbas operasi militer di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 64 ribu warga Palestina sejak 7 Oktober 2023. Sebagian besar wilayah Gaza juga telah rata dengan tanah dan lebih dari 2 juta penduduknya telah mengungsi.
10 Negara Tolak Negara Palestina
Ilustrasi warga Palestina. [Istimewa]
Baca Juga: Timur Tengah Semakin Memanas, Giliran Irak yang Tembak Drone ke Israel
Namun, ada 10 negara yang menolak pengakuan negara Palestina merdeka tersebut, yaitu:
1. Israel
2. Amerika Serikat
3. Argentina
4. Hungaria
5. Papua Nugini
6. Mikronesia
7. Paraguay
8. Palau
9. Tonga
10. Nauru
Penolakan ini termasuk dari beberapa negara yang sangat pro-Israel seperti Amerika Serikat dan Israel sendiri, serta beberapa negara dari Amerika Selatan dan Oseania. Sementara itu, 12 negara lainnya memilih abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Resolusi ini mengusulkan Otoritas Palestina mengatur wilayah Palestina dengan pembentukan komite administratif transisi segera setelah gencatan senjata di Gaza, dan juga mengecam serangan Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur di Gaza yang menyebabkan bencana kemanusiaan.
Apa Dampak Pengakuan Palestina
Warga Palestina terdampak perang. [Istimewa]
Pengakuan Palestina sebagai negara merdeka oleh PBB dan sejumlah negara memberikan dampak yang signifikan terhadap situasi di Timur Tengah, baik dalam ranah politik, hukum, maupun simbolis.
Dampak utama pengakuan ini antara lain:
1. Penguatan Posisi Politik Palestina
Pengakuan internasional memperkuat posisi Palestina dalam forum-forum internasional dan negosiasi damai, memberikan mereka status yang lebih setara dengan Israel di mata hukum internasional.
Palestina juga mendapat peluang lebih besar mengajukan kasus ke pengadilan internasional seperti ICC terkait pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang dialami.
Ini meningkatkan tekanan hukum dan politik terhadap Israel terkait aneksasi dan pendudukan wilayah Palestina.
2. Pengaruh Diplomatik dan Global
Pengakuan ini mengubah dinamika diplomatik global. Negara yang sebelumnya enggan mengakui Palestina dapat menghadapi tekanan untuk menyesuaikan sikapnya, yang berpotensi memengaruhi hubungan bilateral, aliansi politik, dan kerjasama internasional di kawasan dan dunia.
Meski demikian, negara adidaya seperti Amerika Serikat yang sangat mendukung Israel, tetap menjadi hambatan besar dalam proses ini.
3. Dampak pada Proses Perdamaian
Pengakuan Palestina dapat memperkuat posisi negosiasi mereka dalam upaya mencapai solusi dua negara (two-state solution) yang berdaulat dan damai.
Namun sekaligus pengakuan ini dapat menambah ketegangan, terutama jika dianggap Israel dan sekutunya sebagai langkah sepihak yang bias.
Konflik dan ketegangan di wilayah seperti Gaza tetap menjadi tantangan utama yang menghambat perdamaian.
4. Simbolisme dan Harapan bagi Rakyat Palestina
Secara simbolis, pengakuan ini memberikan harapan dan legitimasi bagi rakyat Palestina dalam perjuangan mereka meraih kemerdekaan penuh.
Meski demikian, perubahan nyata di lapangan masih menjadi tantangan besar, karena faktor internal Palestina yang terpecah dan situasi keamanan yang rumit.
Singkatnya, pengakuan negara Palestina oleh PBB dan negara-negara internasional memberikan kekuatan politik, hukum, dan simbolis yang lebih besar bagi Palestina, namun juga membawa ketegangan baru dan tantangan serius dalam upaya mewujudkan perdamaian abadi di Timur Tengah.