RSUD Curup Rejang Lebong Terapkan Kelas Rawat Inap Standar, Plt Direktur: Pasien Benar-benar Bisa Nyaman
RSUD Curup Atau Sekarang Menjadi RSUD Rejang Lebong, terus melakukan pembenahan untuk meningkatkan mutu layanan medis bagi masyarakat Kabupaten Rejang Lebong.
Terbaru, manajemen rumah sakit tersebut tengah mempersiapkan 21 ruangan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang akan digunakan untuk seluruh pasien yang menjalani perawatan.
Plt Direktur RSUD Curup, Nova Friska Elianti, M.Kes, mengatakan bahwa penerapan KRIS merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standar nasional.
Baca Juga: Buntut Perangkat Desa Mundur? Lubuk Belimbing I Jadi Satu-Satunya yang Belum Cairkan DD/ADD Tahap II
“Alhamdulillah, saat ini RSUD Curup sudah mengikuti Kelas Rawat Inap Standar,” ujarnya.
Peningkatan Privasi dan Fasilitas Ruang Rawat
Baca Juga: Demi Kemajuan Ekonomi Lembak, Bupati Fikri Instruksikan Perangkat Desa Jaga Keamanan: Bukan Tugas Polisi Saja!
Nova menjelaskan bahwa penerapan KRIS membawa perubahan signifikan dibandingkan dengan ruang rawat inap sebelumnya.
Jika sebelumnya satu ruangan dapat menampung antara 6 hingga 10 tempat tidur, kini satu ruang KRIS hanya menyediakan empat tempat tidur yang dipisahkan oleh gorden pembatas. Pembatas ini memberikan privasi lebih baik bagi pasien.
“Jadi pasien benar-benar bisa nyaman saat dirawat. Tidak berdesakan seperti dulu,” tegasnya.
Tidak hanya itu, setiap ruangan KRIS dilengkapi fasilitas yang lebih memadai, seperti pendingin ruangan (AC), kamar mandi dalam, headwall, dan exhaust fan (exos).
Pembenahan ini difokuskan pada lantai 2 dan lantai 3 gedung rawat inap, dengan target seluruh ruangan dapat beroperasi sepenuhnya pada akhir tahun 2025.
“Tahun ini ada 21 ruangan yang sedang kita benahi. Insya Allah, akhir tahun ini sudah beroperasi semua,” tambah Nova.
4 Pasien Sekamar Rsud Curup Kini Terapkan Kelas Rawat Inap Standar
Sentralisasi Oksigen untuk Keamanan dan Kenyamanan
Salah satu pembaruan penting pada sistem KRIS adalah penyentralan tabung oksigen. Nova menjelaskan bahwa oksigen tidak lagi ditempatkan di dalam setiap ruang rawat inap, tetapi disatukan secara terpusat.
Sistem ini dinilai lebih aman dan menciptakan ruang rawat yang lebih nyaman bagi pasien.
“Jadi tidak ada lagi penempatan tabung oksigen di dalam ruang rawat inap. Semuanya dibuat sentral di satu tempat sehingga pasien benar-benar bisa beristirahat dengan nyaman,” ungkapnya.
Dengan transformasi ini, RSUD Rejang Lebong menargetkan diri menjadi salah satu rumah sakit rujukan utama di Provinsi Bengkulu.
Peningkatan layanan, fasilitas modern, dan penerapan standar KRIS menjadi bagian dari komitmen manajemen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih manusiawi dan berkualitas bagi masyarakat.
