Saksi Bisu Tujuh Narapidana dan Tahanan Kabur Dari Balik Jeruji Rutan Salemba
Nasional

Tujuh tahanan dan narapidana berhasil meloloskan diri dari rumah tahanan (Rutan) Kelas I Salemba, Jakarta Pusat. Dari salah satu tahanan yang berhasil kabur ada sosok gembong narkoba yakni Murtala Ilyas. Dia adalah gembong narkoba jaringan Malaysia-Medan-Aceh-Jakarta.
Para narapida dan tahanan kabur melalui gorong-gorong yang tingginya mencapai 1,5 x 1 meter. Bisa pembaca bayangkan bagaimana mereka dengan segala cara agar bisa menghirup udara bebas.
Caranya, mereka memotong teralis besi kamar tahanan. Lalu dengan memanfaatkan sisa kain sarung yang kemudian dipanjatlah dan menyusuri sebuah gorong-gorong got.
Baca Juga: Sepak Terjang Murtala Ilyas, Gembong Narkoba Kelas Kakap yang Ikut Kabur dari Rutan Salemba
Setapak demi setapak mereka lalui tanpa menghiraukan rasa pengap bercampur bau tak sedap hingga akhirnya mengantarkan mereka menghirup udara bebas yang menembus ke sebuah perkomplekan rumah.
Tepatnya gorong itu menembus di jalan Percetakan Negara IX, Rawasari, Jakarta Pusat.
Bila menelusuri lebih jauh lagi, sepanjang jalan 120 meter samping rutan Salemba di jalan Percetakan Negara IX, memang hanya ada 1 gorong-gorong saja yang menembus dari arah rutan. Bahkan diseberang gorong-gorong itu juga berdiri sebuah Pos Kamling RW 04,
Baca Juga: 146.260 Narapidana Terima Remisi Khusus Idul Fitri 1444 H
Anehnya, tidak ada satupun penjaga Pos Kamling RW 04 yang melihat ketujuh narapidana atau tahanan perlahan-lahan kabur.
Reporter FTNews mencoba menelusuri tempat persinggahan ketua RW 04. Dengan berjalan kaki sekitar 250 m ketempat kantor RW 04, tidak didapati ketua RW ada di kantor RW 04. Setelah bolak-balik hingga dua kali. Reporter FTNews memutuskan untuk menemui Pak RW di kediaman pribadinya.
Dengan menelusuri gang yang berliku hingga menemukan kediaman Pak RW, reporter FTNews kembali tidak menemui keberadaan Pak RW.
Hingga akhirnya saat kembali ke Pos, akhirnya menemukan penjaga Pos Kamling RW 004.
Effendi (61) yang merupakan salah satu petugas siskamling yang pada saat itu malam berjaga menceritakan malam itu sedang bertugas bersama ketiga temannya sejak pukul 23.00 WIB hingga pagi hari pukul 05.30 WIB.
"Saya lagi sholat subuh, terus temen saya keliling satu terus tinggal temen saya jaga di mari (di pos kamling), kemungkinan apa dia kaga ini, kaga ngeliat kaga tau," kata Effendi (61) saat ditemui wartawan, Kamis (14/11).
Malam hari Senin (11/11) sebelum kejadian, suasana dingin menyelimuti apalagi pada sore hari itu bekas turun hujan. Hanya ada tiang-tiang lampu jalan setiap 5 meter berjejer dengan lampu putih yang menyorot ke bawah. Ditambah ada satu lampu kecil menyorot dari dekat pos RW yang mengarah langsung ke arah gorong-gorong.
"Karena hujan kan di sini sepi nih, kalau hujan, dari abis jam 5 (sore) ke jam 8 (malam) kan sepi kaga ada orang, kita belum jaga," cerita Effendi.
Biasanya, bila ada kendaraan di atas pukul 23.00 yang ingin masuk ke dalam komplek, harus terlebih dahulu meminta izin kepadanya agar nantinya dibukakan portal jalan.
Hanya saja malam itu situasi kompleknya sepi dan jarang ada kendaraan yang melintas. Effendi bersama dua rekannya sudah memiliki tugas masing-masing, ada yang berjaga di pos, ada pula yang berkeliling komplek.
Hingga pada pagi harinya Selasa (12/11), segerombolan orang yang dianggapnya adalah petugas rutan sedang mengecek sebuah gorong-gorong dengan kondisi tralis besi sudah bengkok.
Segelintir cerita yang didengarnya ada tujuh orang tahanan yang kabur dengan cara memotong tralis ruang tahanan dan tralis di gorong-gorong itu.
"Kemungkinan yang udah digergaji situ kali (oleh tujuh narapidana)," ucap dia sambil menujuk ke arah gorong-gorong.
Pria lansia itu juga mengaku sempat diperiksa anggota polisi yang menanyakan soal CCTV di sekitarn komplek. Hanya saja menurut dia di beberap rumah sepanjang jalan itu, minim terpasang kamera pengawas.
Berselang sehari setelah kejadian itu, tralis yang ada di gorong-gorong tersebut sudah ditambal dengan tralis baru, namun sisa besi-besi yang bengkok yang dijadikan manfaat ketujuh tahanan itu kabur masih terlihat jelas.
Sebelumnya,Tujuh orang tahanan dan narapidana (napi) kabur dari Rutan Kelas I Salemba, Jakarta Pusat. Mereka kabur setelah berhasil menjebol terali besi ventilasi.
Dari tujuh orang tahanan kabur ini, salah satunya adalah Murtala bin Ilyas alias Murtala Ilyas. Saat ini tim kepolisian bersama Ditjen PAS tengah melakukan pengejaran.
Ketujuhnya adalah tahanan kasus narkoba dan belum divonis. Salah satu yang melarikan diri adalah Murtala bin Ilyas, gembong narkoba yang sebelumnya ditangkap Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat.
Berikut ini daftar ketujuh tahanan kabur tersebut:
1. Murtala bin Ilyas (43)
2. Meri Janwar bin Zainal Abidin (39)
3. Maulana bin Sulaiman (29)
4. Wahyudin bin Tamrin (47)
5. Annas Alkarim bin Rusli (22)
6. Agus Salim bin Nurdin (27)
7. Jamaludin bin Ibrahim (29).
Peristiwa kaburnya para tahanan ini terjadi pada Selasa, 12 November 2024 dini hari.
Pihak kepolisian ikut turun melakukan pengejaran terhadap para tahanan kabur tersebut.