Samia Suluhu Hassan Menang Pemilu Tanzania Lebih dari 97 Persen Suara
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan memenangkan pemilu pemilihan presiden dengan lebih dari 97 persen suara. Hasil ini dipersengketakan dan menimbulkan protes di dalam negeri.
Kontroversi itu menurut hasil resmi yang diumumkan pada Sabtu, 1 November 2025. Dua pesaing utamanya sama-sama dicegah untuk mencalonkan diri, sehingga Hassan praktis tidak memiliki lawan.
Pernyataan Setelah Kemenangan
Baca Juga: Helikopter Jatuh saat Misi Penyelamatan di Gunung Kilimanjaro: 5 Orang Tewas
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan Bersama Warga Saat Pemilu. [Ig @Samia Suluhu Hassan]Hassan, yang memegang kekuasaan sejak 2021, tampil dalam sebuah acara di ibu kota administratif Dodoma untuk menerima sertifikat kemenangan dari otoritas pemilu. Dalam pernyataannya setelah itu, ia mengatakan bahwa sangat berarti bagi rakyat Tanzania telah memilih secara besar-besaran seorang pemimpin perempuan.
“Saatnya mempersatukan negara kita dan bukan menghancurkan apa yang telah kita bangun selama lebih dari enam dekade,” kata Hassan seperti dikutip AP News.
Ia menegaskan, “Kami akan mengambil semua tindakan dan melibatkan seluruh aparat keamanan untuk memastikan negara tetap damai.”
Sebagai wakil presiden, Hassan secara otomatis naik jabatan ketika pendahulunya, John Pombe Magufuli, meninggal dunia beberapa bulan setelah memulai masa jabatan keduanya.
Timbulkan Protes
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan Saat Pencoblosan Pemilu. [Ig @Samia Suluhu Hassan]Hasil tersebut kemungkinan akan memperkuat kekhawatiran para pengkritik, kelompok oposisi, dan pihak lain yang mengatakan bahwa pemilu di Tanzania bukanlah sebuah kontestasi, melainkan sebuah penobatan.
Tundu Lissu, pemimpin kelompok oposisi Chadema, telah dipenjara selama berbulan-bulan, didakwa melakukan makar setelah ia menyerukan reformasi pemilu yang menurutnya merupakan prasyarat bagi pemilu yang bebas dan adil. Tokoh oposisi lainnya, Luhaga Mpina dari kelompok ACT-Wazalendo, dilarang mencalonkan diri.
Partai Chadema dalam pernyataannya pada Sabtu malam menyatakan bahwa mereka “sangat menolak hasil pemilu yang disebut-sebut itu” yang memberikan kemenangan kepada Hassan.
“Hasil ini tidak memiliki dasar kenyataan, karena kebenarannya adalah tidak ada pemilu yang sungguh-sungguh berlangsung di Tanzania,” bunyi pernyataan tersebut, menuduh Hassan mempertahankan kekuasaan dengan kekuatan paksa.
Bahkan, demo besar-besaran merebak di Tanzania menjelang Pemilu untuk memilih presiden, anggota Majelis Nasional, dan anggota legislatif daerah pada Rabu (29/10) waktu setempat dan masih berlanjut hingga pemilihan.
Media setempat melaporkan bahwa sudah 700 warga Tanzania tewas dalam tiga hari unjuk rasa tersebut.