'Saya Turun 3 Kg di Singapura', Penderitaan Turis China karena Biaya Selangit
Geger di media sosial, banyak turis asal China mengeluhkan biaya hidup yang sangat tinggi saat berlibur di Singapura.
Keluhan ini memicu perdebatan luas: apakah "Singa Asia" ini terlalu mahal untuk dikunjungi?
Baca Juga: Jepang Kerahkan Pesawat Tempur Setelah Drone China Terdeteksi Dekat Pulau Yonaguni
Keluhan yang Bikin Miris: Hanya Makan Sekali Sehari
Ilustrasi seorang turis asal China merasa frustasi saat liburan di Singapura [Meta AI]
Di platform seperti RedNote dan Weibo, para traveler berbagi pengalaman pahit mereka.
Baca Juga: Ratu Kripto Asal China Dibui 11 Tahun di Inggris atas Penipuan Bitcoin Rp110 Triliun
Makanan & Minuman: Harga es jeruk nipis disebut mencapai 4 yuan (sekitar Rp 8.800), air mineral 15 yuan (Rp 33 ribu), sandwich 50 yuan (Rp 110 ribu), hingga makan malam seafood untuk dua orang yang bisa menembus 3.000 yuan (Rp 6,6 juta).
Pengalaman Ekstrem: Seorang netizen mengaku, "Singapura sangat mahal sampai saya kehilangan berat badan 3 kg dalam tiga hari. Saya hanya makan satu kali sehari, yaitu sarapan gratis di hotel".
Transportasi: Biaya taksi 10 menit di Singapura disebut lebih dari 100 yuan (Rp 220 ribu), jauh lebih mahal dibandingkan di China yang hanya sekitar 20 yuan (Rp 44 ribu) untuk jarak serupa.
Fakta di Balik Keluhan: Memang Termahal di Dunia
Keluhan ini bukannya tanpa alasan. Global Wealth & Lifestyle Report 2025 kembali menobatkan Singapura sebagai kota dengan biaya hidup paling mahal di dunia.
Data dari Numbeo juga menunjukkan perkiraan pengeluaran bulanan rata-rata per orang di Singapura sekitar SGD 1.506 (sekitar Rp 17,4 juta).
Faktor lain yang memperparah adalah penguatan nilai tukar Dolar Singapura (SGD) terhadap Yuan China, yang meningkat 6-7% sejak awal 2023. Artinya, uang yang sama dari China kini memiliki daya beli yang lebih kecil di Singapura.