Selain Yos Suprapto, Ini Deretan Seniman Indonesia dan Pameran yang Pernah Dibredel, Dianiaya hingga Dihilangkan

Nasional

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:30 WIB
Selain Yos Suprapto, Ini Deretan Seniman Indonesia dan Pameran yang Pernah Dibredel, Dianiaya hingga Dihilangkan
Seniman Yos Suprapto, pameran lukisan tunggalnya di Galeri Nasional dibatalkan. [Foto: Ist]

Selain Yos Suprapto, yang pamerannya di Galeri Nasional, Jakarta Pusat dibatalkan, terdapat lima seniman dan pameran lain yang pernah dibredel di Indonesia.

rb-1

Sosok seniman Yos Suprapto tengah hangat diperbincangkan publik menyusul pembatalan pameran lukisan tunggalnya di Galeri Nasional dibatalkan.

Pihak Galeri Nasional menyatakan bahwa pameran tunggal bertajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan: bukan dibatalkan. Melainkan ditunda karena kendala teknis.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Pameran Tunggal Yos Suprapto Dibredel di Galeri Nasional Indonesia

rb-3

Belakangan diketahui bahwa lima dari 30 lukisan Yos Suprapto harus diturunkan karena berkaitan dengan sosok yang populer di Indonesia.

Sosok pada lukisan tersebut diduga mirip dengan dengan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Namun Yos Suprapto memilih membatalkan pamerannya dan berencana membawa seluruh lukisannya kembali ke Yogyakarta.

Baca Juga: Seniman Hingga Tokoh Kemerdekaan Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Jakarta Pusat

Sebelum kembali ke Yogyakarta, seniman yang kritis terhadap isu sosial ini, menggandeng Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) untuk menggelar konferensi pers.

Sebab menurut pihak Yos Suprapto, pembredelan pameran itu merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan tidak demokratis.

Lukisan karya Yos Suprapto. [Foto: Ist]

Yos Suprapto bukan seniman pertama yang karyanya dibredel di Indonesia. Sebelumnya, sudah ada lima seniman yang telah mengalami kejadian serupa.

1. WS Rendra (27 Juni 1994)

Penyair WS Rendra. [IG/@koleksi_sejarah_indo]

WS Rendra terkenal dengan keindahan syair-syair dan puisinya. Namun dibalik karya-karya sastranya, Rendra pernah ditangkap polisi bersama sejumlah aktivis lainnya.

Seniman yang dijuluki Burung Merak ini ditangkap saat melakukan aksi protes terhadap pembredelan tiga media massa besar oleh rezim Orde Baru ketika itu.

Dipetik pada unggahan Instagram @koleksi_sejara_indo, momen foto penangkapan Rendra, yang dijepret Muchtar Zakaria, tercatat di buku An Indonesian Poet In New York.

Saat itu, Rendra muda mengenakan kaus putih dengan topi bertuliskan 'Move'. Rendra dan kawan-kawannya bahkan sampai terancam digiring ke meja hijau.

YLBHI kemudian turun tangan. Mereka menuntut agar Rendra dan kawan-kawan aktivisnya dibebaskan.

2. Teater Koma

Beralih ke seni pertunjukan, Teater Koma didirikan oleh 12 orang mahasiswa pada 1 Maret 1977.

Teater ini kerap menampilkan kritik dan isu sosial berupa perilaku para pejabat.

Teater ini juga pernah menyindir Presiden RI ke-2 Soeharto beserta Keluarga Cendana.

Menurut M. Yoesoef, Dosen Sastra Indonesia di Universitas Indonesia (UI), Teater Koma pernah dibredel dengan dilarang pentas oleh rezim Orde Baru.

Namun tidak jelas diketahui persisnya mengenai kapan pembredelan itu terjadi.

3. Semsar Siahaan (27 Juni 1994)

Seniman Semsar Siahaan. [Sumber: Wikipedia]

WS Rendra bukan satu-satunya seniman yang mengalami tindak penganiayaan saat aksi unjuk rasa pemberedelan tiga media massa besar di rezim Orde Baru.

Seorang pelukis, Semsar Siahaan juga pernah mengalami hal yang sama persis ketika ikut berunjuk rasa pada aksi tersebut.

Jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini dipukul dengan tongkat hingga tiga tulang kering di kakinya patah.

Penganiayaan itu membuat Semsar Siahaan mengalami cacat permanen dan harus berjalan pincang di sisa hidupnya.

Seperti Yos Suprapto, Semsar Siahaan juga terkenal lewat karya-karya lukisannya yang menyentil isu sosial dan politik.

Semsar Siahaan pernah memamerkan lukisan bertajuk Manubilis yang menggambarkan kelicikan dan nafsu binatang manusia yang mengenakan jas.

Lukisan-lukisannya kerap dipajang di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.

4. Yusbi Yusuf (November 2003)

Beralih ke seni musik, Yusbi Yusuf adalah musisi yang juga aktif membicarakan isu sosial dan politik lewat lagu-lagu ciptaannya.

Pada akhir 2023, musisi yang juga sering mengunggah cover lagu khas Aceh ke kanal Youtube ini pernah dipanggil aparat untuk dimintai keterangan.

Kaset-kaset koleksinya bahkan dirazia.

Ketika itu, seniman Yusbi Yusuf dituding menjadi alat propaganda untuk melahirkan kembali Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

5. Wiji Thukul (Maret 1998)

Penyair Wiji Thukul. [Foto: Ist]

Puisi-puisi Wiji Thukul dikenal sarat akan unsur kritik dan perjuangan melawan rezim Orde Baru.

Frasa 'Hanya Ada Satu Kata, Lawan!' masih ikonik dan terus disuarakan setiap terjadi unjuk rasa mahasiswa maupun buruh.

Namun hingga kini, keberadaan Wiji Thukul masih menjadi misteri usai dinyatakan hilang oleh Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada Maret 1998 silam.

Wiji Thukul diburu sejak meletusnya peristiwa 27 Juli 1996 atau yang dikenal dengan Peristiwa Kudatuli.

Para aktivis Partai Rakyat Demokratik Indonesia (PRD) dianggap sebagai dalang dibalik peristiwa itu sehingga para anggotanya, termasuk Wiji Thukul, diburu oleh pemerintah.

Wiji Thukul terus melarikan diri dari kejaran apparat.

Sebelum dinyatakan hilang, seniman Wiji Thukul kerap menemui istri kesayangannya, Sipon, melepas rindu sembari meminta sejumlah uang untuk biaya hidup dalam pelarian.

Tag Seniman Yos Suprapto Pameran Dibredel Pembredelan

Terkini