Serangan Israel di Gaza Hantam Tiga Sekolah, 33 Orang Tewas Termasuk 18 Anak-Anak
Nasional

Serangan udara Israel di Jalur Gaza kembali memakan korban jiwa. Sedikitnya 33 orang tewas, termasuk 18 anak-anak, setelah tiga sekolah yang dijadikan tempat perlindungan bagi ratusan keluarga Palestina dihantam serangan.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, serangan mematikan ini terjadi pada hari Rabu, bersamaan dengan serangan udara lainnya yang menyasar sebuah rumah di tenggara Khan Yunis, menewaskan setidaknya 10 orang.
Israel juga terus menyerang infrastruktur penting di Gaza. Jet tempur Israel membombardir pabrik desalinasi air di timur Kota Gaza, yang selama ini berperan penting dalam menyediakan air bersih bagi warga Gaza yang terblokade.
Baca Juga: Akhirnya Ketemu Yayang, Hanung Bramantyo Susul Zaskia Adya Mecca ke Gaza
Tak hanya di Gaza, pasukan Israel juga menembak mati dua warga Palestina di Tepi Barat dalam serangan terpisah di Jenin dan desa Husan, Barat Betlehem.
Sementara itu, serangan udara Israel di Lebanon menargetkan sebuah apartemen di kota pelabuhan Sidon, menewaskan tiga orang. Agresi ini menambah ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon, yang telah mengalami peningkatan konflik dalam beberapa bulan terakhir.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 62.000 korban jiwa, termasuk 11.000 orang yang hilang atau tertimbun reruntuhan. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa angka ini terus meningkat setiap harinya.
Baca Juga: Vokalis The Strokes Kena Sensor Gegara Nyanyi Soal Intifada dan Palestina di TV
Pada hari Rabu saja, serangan Israel menewaskan 57 warga Palestina. Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 1.000 warga sipil telah kehilangan nyawa akibat eskalasi terbaru.
Selain itu, Israel juga terus memperluas operasi darat di Gaza. Militer Israel mengklaim akan "merebut wilayah yang luas" untuk dijadikan zona penyangga, semakin memperparah penderitaan warga Palestina yang sudah kehilangan tempat tinggal akibat perang berkepanjangan.
Dengan meningkatnya serangan, situasi kemanusiaan di Gaza semakin kritis. Blokade yang diberlakukan Israel membuat pasokan makanan, obat-obatan, dan air bersih semakin langka, mengancam kehidupan jutaan warga yang masih bertahan di wilayah tersebut.
Organisasi kemanusiaan dunia terus menyerukan gencatan senjata segera, namun hingga kini, pertempuran masih berlanjut tanpa tanda-tanda mereda. Sementara itu, warga Gaza terus berjuang di tengah kehancuran dan kelaparan, menghadapi hari-hari yang semakin sulit akibat konflik berkepanjangan.