Serangan Terbaru Israel di Gaza Tewaskan Sedikitnya 57 Orang
Politik

Serangan udara terbaru yang dilancarkan Israel ke wilayah Gaza kembali menewaskan sedikitnya 57 warga sipil.
Serangan tersebut menyasar area-area padat penduduk, sementara Gaza telah mengalami blokade ketat selama lebih dari dua bulan.
Blokade ini menyebabkan krisis pangan yang parah di wilayah tersebut, mempercepat tingkat kelaparan warga.
Baca Juga: Akhirnya Ketemu Yayang, Hanung Bramantyo Susul Zaskia Adya Mecca ke Gaza
Serangan pesawat tanpa awak Israel menghantam area sekitar restoran Thailand dan Palmyra di Jalan al-Wehda, Gaza City. Dua rudal diluncurkan secara bersamaan di lokasi yang berdekatan, satu mengenai restoran dan satu lagi di persimpangan jalan. Insiden ini menyebabkan 17 orang kehilangan nyawa.
Pada Rabu (7/5/2025), Israel meningkatkan intensitas serangan di Gaza, termasuk menghantam Sekolah al-Karama di lingkungan Tuffah yang menyebabkan 13 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka.
Di wilayah utara Jalur Gaza, tiga orang meninggal dunia dan beberapa lainnya luka-luka setelah rumah di Jabalia menjadi sasaran.
Baca Juga: Usai Kebakaran Hutan Dahsyat, Israel Kini Diterjang Banjir dan Longsor
Sementara itu, di Khan Younis, wilayah selatan Gaza, delapan orang tewas, termasuk seorang ayah bersama anak-anak dan sepupunya. Lima dari mereka dilaporkan meninggal dalam satu serangan terhadap sebuah rumah.
Tiga korban jiwa lainnya, termasuk seorang anak, meninggal saat tenda pengungsian diserang di Deir el-Balah, Gaza tengah.
Di desa Bani Suheila, Jalur Gaza bagian timur, sepasang suami istri juga menjadi korban setelah rumah mereka terkena serangan.
Menurut keterangan dari Badan Pertahanan Sipil Palestina, lebih dari 30 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang terjadi Selasa malam (6/5/2025).
Krisis Akibat Blokade
Sejak 2 Maret 2025, Israel memberlakukan blokade yang menghentikan pasokan kebutuhan pokok ke Gaza, memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah kritis. Warga kesulitan mendapatkan bahan bakar dan makanan, termasuk kebutuhan dasar seperti tepung.
Lembaga bantuan kemanusiaan memperingatkan bahwa stok pangan di wilayah tersebut hampir habis total.
Israel telah menyatakan rencana untuk memulai operasi militer yang lebih besar di Gaza jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai.
Namun, Hamas menyatakan tidak ada manfaat dalam melanjutkan perundingan selama agresi dan blokade masih berlangsung.
“Tidak ada artinya membahas atau mempertimbangkan kesepakatan gencatan senjata selama perang kelaparan dan genosida masih berlanjut di Jalur Gaza,” ujar pejabat Hamas, Basem Naim, kepada AFP pada Selasa (6/5/2025).
Sumber: Aljazeera