Siapa Charles Holland Taylor? Warga AS yang Jadi Penasihat Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf
Lembaga ini bergerak dalam pengembangan pemikiran Islam yang mampu menjawab tantangan zaman modern.
Upaya intelektualnya berlanjut pada 2017 ketika Taylor aktif mempromosikan konsep “Humanitarian Islam”, sebuah gerakan yang menekankan pentingnya nilai kemanusiaan universal dalam praktik keislaman.
Sejak itu, PBNU menunjuknya sebagai utusan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika, dan Eropa, melalui jaringan organisasi pemuda Ansor.
Tak berhenti di sana, Taylor juga tercatat sebagai salah satu pendiri Center for Shared Civilizational Values (CSCV) pada tahun 2021.
Lembaga ini kemudian diperkuat melalui mandat PBNU pada 2022 untuk mengelola kerja sama dan diplomasi internasional berbasis nilai-nilai peradaban bersama.
Mengapa Namanya Kini Disorot?
Charles Holland Taylor dipecat dari posisinya sebagai Penasihat Khusus Ketum PBNU [X]
Karena perannya yang luas dan jaringannya yang global, isu mengenai pencabutan mandat Charles Holland Taylor otomatis menjadi perhatian publik.
Informasi yang beredar menyebut adanya dugaan keterkaitan dengan jaringan tertentu yang dianggap dapat mempengaruhi arah kebijakan luar negeri PBNU.
Namun, pernyataan berbeda justru datang dari jajaran pimpinan PBNU. Katib Aam PBNU, KH. Ahmad Said Asrori, menegaskan bahwa tidak ada pemecatan terhadap Taylor, dan menyebut Rais Aam tidak pernah secara resmi memberhentikan seseorang dari jabatan tersebut.
Pakar hukum dan pengurus NU di Australia, Nadirsyah Hosen, juga mempertanyakan keabsahan surat edaran yang beredar.
Ia menjelaskan bahwa surat resmi Syuriah dan Tanfidziyah seharusnya ditandatangani oleh empat pejabat utama, yaitu Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum, dan Sekretaris Jenderal. Dalam surat yang beredar, tanda tangan tersebut tidak lengkap sesuai ketentuan.