Sinar Ganjar Redup di HUT PDIP, Ini Kata Analis
Nasional

Forumterkininews.id, Jakarta - Dalam momen HUT ke-50 PDI Perjuangan (PDIP), sinar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo redup selama acara. Nama Ganjar Pranowo yang selalu masuk tiga besar di berbagai versi lembaga survei tidak pernah disebut dalam pidato Megawati.
Menanggapi hal itu, analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menyebutkan ada beberapa alasan Ganjar tidak menjadi bintang di HUT PDIP.
"Pertama, Ganjar berkemungkinan tidak masuk dalam skema capres yang dipersiapkan oleh Megawati di tahun 2024. Megawati menyebut trah Soekarno, Puan dan memperkenalkan anak-anak Puan ke peserta HUT PDI Perjuangan," kata Arifki dalam keterangan resminya, Senin (16/1).
Baca Juga: Di Rakornas BNPB, Kapolri Bicara Langkah Konkret Manajemen Risiko Bencana
Kedua katanya, Megawati seperti serius untuk memikirkan trah Soekarno sebagai capres dan cawapres di 2024 dan mempersiapkan regenerasi kepemimpinan di internal PDIP.
"Dengan membuka jalan untuk trah Soekarno, sinyal kepemimpinan PDIP selanjutnya bakal berlanjut ke anak-anaknya. Ketiga, dengan keluarnya nama Ganjar di kelompok-kelompok relawan politik dan beberapa partai politik menjadi masalah dalam skema organisasi PDI-P,"tandasnya.
Ganjar kata Arifki, adalah kader PDIP tetapi namanya lebih dulu keluar di partai lain. Secara organisasi Ganjar dinilai mendesak PDIP dengan menggunakan relawan dan tangan partai lain agar mendeklarasikan dirinya sebagai capres.
Baca Juga: Polisi Turunkan Paksa Lima Drone di Sirkuit Mandalika
“Pendekatan relawan yang mendesak PDIP agar mendeklarasikan Jokowi di tahun 2014 mungkin saja efektif karena posisinya saat itu sebagai oposisi. Namun, saat ini posisi PDI-P adalah partai penguasa. Seharusnya siapa calon yang bakal diusung oleh PDI-P tentu tidak terlalu masalah,"paparnya.
Selain itu, jika Ganjar Pranowo tidak memperoleh restu dari Megawati untuk maju di Pilpres 2024. Seharusnya Ganjar memaksimalkan posisinya di partai lain, dalam hal ini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"KIB yang menjadi kendaraan cadangan Ganjar jika tidak memperoleh tiket dari PDIP tidak lagi menjadi perbincangan ekslusif. Tetapi, Ganjar harus bertarung dengan kader-kader anggota koalisi partai KIB yang berencana ingin maju sebagai capres, seperti Airlangga Hartarto,"imbuhnya.
Dari berbagai dinamika yang terjadi di partai-partai KIB, Ganjar mungkin saja dengan mudah mendapatkan posisi capres, tetapi dinamika cawapres bakal menyulitkan hasilkan kesepakatan.
“Ganjar itu udah dua periode sebagai Gubernur. Pilihan maju sebagai capres atau cawapres tentu logis. Popularitas Ganjar hanya sia-sia jika ambisi politiknya di tahun 2024 hanya sekadar menjadi menteri. Jika kesempatan di tahun 2024 tidak diambilnya, pada tahun 2029 tidak hanya cahaya dari PDIP yang bakal semakin redup untuk Ganjar, tetapi juga penilain dari publik," pungkas Arifki.