Sinyal Jokowi Masuk Golkar Makin Kuat, Petinggi Partai Ungkap Fakta Ini
Politik

FT News - Presiden Joko Widodo dikabarkan akan berlabuh ke Partai Golkar setelah dirinya lengser. Dirinya pun disebut akan menjadi ketua umum Golkar.
Kabar ini pun disambut baik oleh Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi peluang bergabungnya Jokowi dan Gibran ke Golkar usai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum.
Baca Juga: Tim U-19 Kalah Lagi, Ketum PSSI Minta Pemain Tetap Fokus
"Partai Golkar adalah partai yang go public. Siapa saja bisa jadi anggota," kata Idrus saat ditemui di kawasan Matraman Timur, Pegangsaan, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).
Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham memegang Surat Keputusan bahwa Bahlil Lahadalia pernah menjadi Bendahara DPD 1 Partai Golkar Provinsi Papua, saat periode Aburizal Bakrie menjadi Ketua Umum Golkar periode 2009-2014. [FTNews / Muhamad Nur Alfiyan]
Mantan Menteri Sosial itu menganggap jika Jokowi dan Gibran bergabung ke dalam Partai Golkar adalah berkah. "Kalau misalkan Pak Jokowi mau masuk Golkar, kami Alhamdulillah. Barokah dong mantan presiden dua periode. Kalau Mas Gibran mau masuk Golkar, ya barokah lagi, Alhamdulillah," ujarnya.
Baca Juga: Skandal Toblerone: Dua Batang Cokelat Bikin Wakil PM Swedia Mundur
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan apabila Jokowi menjadi ketua umum Golkar, hal ini akan menjadi sejarah kelam.
Sebab, dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar, jika ingin menjadi ketua umum, kader harus berdinamika di dalam partai dan menjadi pimpinan partai selama lima tahun.
“Kalau sesuai AD/ART ga boleh dan ga bagus, dan itu bisa merusak Demokrasi dan partai, merusak tatanan bernegara. Kalo dipaksakan seperti itu. Jadi masyarakat akan mengecam sebuah pembegalan terbesar dalam abad ini, karena Golkar dibredel,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Airlangga Hartarto mundur sebagai ketua umum Partai Golkar.
Airlangga mengungkap alasannya mundur sebagai ketum Golkar. Pertama, ia singgung soal menjaga keutuhan partai.
Kedua, ia ingin memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” kata Airlangga dalam video tersebut.