Sofyan Djalil Ungkap Capaian Pendaftaran Tanah kepada Delegasi ANT Kolombia

Forumterkininews.id, Jakarta – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berhasil melebihi target pendaftaran tanah setiap tahunnya. Sampai tahun 2021, tercatat 94,2 juta bidang tanah terdaftar. Kemudian 79,4 juta bidang tanah telah bersertipikat dari total sekitar 126 juta bidang tanah di Indonesia.

Keberhasilan tersebut lantas dipaparkan Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan A. Djalil kepada delegasi dari the National Land Agency (ANT) Kolombia saat berkunjung ke Kantor Kementerian ATR/BPN. Kunjungan ini dalam rangka inisiasi kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kolombia di bidang pertanahan dan tata ruang

Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan A Djalil mengatakan sampai dengan 2017 kita menyertipikatkan 46 juta bidang tanah. Kita akan mempunyai 126 juta bidang tanah

Baca Juga: IMFI Peroleh Pinjaman Sindikasi Senilai Rp4.8 Triliun

Lebih lanjut ia juga memaparkan bahwa Kementerian ATR/BPN mengontrol sebanyak 1/3 dari total jumlah tanah di Indonesia. “Hal ini lantaran terdapat dua rezim pertanahan di Indonesia, di antaranya termasuk kawasan hutan yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan non kawasan hutan atau Areal Penggunaan Lain (APL) yang saat ini dikendalikan Kementerian ATR/BPN,” ujar Sofyan dalam keterangan pers, Selasa (5/4) malam

Menurutnya sebuah kawasan yang diklasifikasikan non kawasan hutan, itu menjadi kewenangan kami untuk mengeluarkan sertipikat hak atas tanah.

Lebih lanjut Sofyan A. Djalil menjelaskan, selain terkait pertanahan, Kementerian ATR/BPN juga memiliki pekerjaan utama lainnya, yakni perencanaan tata ruang. "Urusan pertanahan dan tata ruang sangat berhubungan. Sejak 2015, di bawah pemerintahan periode pertama Presiden Joko Widodo, kementerian kami sekarang adalah urusan pertanahan dan tata ruang," pungkasnya.

Baca Juga: Ribuan Tanah di DKI Tak Punya Legalitas, Begini Penjelasan Menteri Sofyan

Direktur the National Land Agency (ANT) Kolombia, Myriam Martinez mengatakan, negaranya memiliki persoalan yang kompleks terkait dengan pertanahan. Untuk itu, kunjungan ini menjadi sarana berbagi antara kedua belah pihak terkait masalah-masalah pertanahan dan tata ruang yang dihadapi.