Sosok Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua, Ulama yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Politik

Jumat, 21 Maret 2025 | 17:18 WIB
Sosok Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua, Ulama yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Habib Idrus bin Salim Al-Jufri namanya masuk dalam daftar 10 tokoh yang diusulkan jadi Pahlawan Nasional. [Dok. Istimewa]

Kementerian Sosial mengusulkan sebanyak 10 nama tokoh sebagai calon Pahlawan Nasional pada 2025. Salah satunya ulama masyhur Habib Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri (Sis Al-Jufri).

rb-1

Semasa hidupnya, Habib Idrus bin Salim Al-Jufri yang juga akrab disapa dengan sebutan Guru Tua, telah banyak berjasa bagi kemerdekaan Indonesia.

Guru Tua berjuang lewat jalur pendidikan dan dakwah. Yakni dengan mendirikan lembaga pendidikan Islam Alkhairaat yang berpusat di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 1930.

Baca Juga: Cucu Pahlawan Nasional dr Moewardi : Jangan Lelah Mencintai Indonesia

rb-3

Kemudian dalam perkembangannya, Alkhairaat dikenal sebagai organisasi Islam terbesar di kawasan Indonesia Timur.

Nama Alkhairaat diambil dari beberapa hikmat ayat yang terdapat dalam Al-Quran. Secara makna harfiahnya, Alkhairaat adalah kebaikan.

Lantas siapakah sosok Habib Idrus bin Salim Al-Jufri? Berikut profilnya dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Penyebab RA Kartini Meninggal Masih Misterius, Tak Lama Setelah Melahirkan

Profil Habib Idrus bin Salim Al-Jufri

Beliau lahir di Kota Taris, Hadramaut, Yaman pada Senin 14 Sya'ban 1319 Hijriah. Atau bertepatan dengan 15 Maret 1892 Masehi. Ia merupakan putra keempat dari enam bersaudara.

Habib Idrus lahir dari Rahim seorang ibu bernama Andi Syarifah Nur binti Muhammad Aljufri yang lahir di Wajo, Sulawesi Selatan berkebangsaan Indonesia. Serta ayah Habib Salim Al-Jufri berkewarganegaraan Yaman.

Habib Idrus atau Guru Tua datang ke Indonesia sebanyak dua kali. Kedatangan pertama bersama ayah beliau di waktu kecil.

Dan kedatangan kedua pada tahun 1926 yang menjadi langkah perdana dalam melakukan syiar Islam di pulau Jawa, khususnya Jakarta dan Solo.

Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua. [Dok. Alkhairaat]

Di Jakarta, beliau mengajar pada Madrasah Jamiat Khair. Kemudian hijrah ke Solo dan sempat membuka dan memimpin Madrasah Al Rabithah Al Alawiyah hingga kepindahannya ke Palu dan mendirikan Madrasah Alkhairaat.

Jadi Mufti dan Qadhi

Pada tahun 1916 atau bulan Syawal 1334 Hijriah, ayah Habib Idrus wafat. Habib Idrus kemudian menggantikan ayahandanya untuk memimpin lembaga pendidikan yang didirikan almarhum.

Di tahun itu pula Habib Idrus diangkat oleh Sultan Mansur sebagai Mufti dan Qadhi di Kota Taris, Hadramaut, untuk menggantikan posisi ayahya. Saat itu usia Guru Tua baru menginjak 25 tahun.

Amanah tersebut mengisyaratkans serta membuktikan bahwa Habib Idrus adalah orang yang berilmu pengetahuan luas dan berwibawa.

Jabatan itu rela dilepasnya setelah memutuskan memilih jalan menentang imperialisme Inggris. Sikap itu pula yang lalu membawanya datang untuk kedua kali ke Indonesia.

Diabadikan Jadi Nama Bandara

Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu, Sulteng. [Dok. Istimewa]

Pada 28 Februari 2014, nama Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri (Sis Al-Jufri) diabdikan sebagai nama baru Kota Palu, Sulteng.

Sebelumnya, bandara tersebut Bernama Bandara Mutiara atas pemberian dari Presiden Soekarno, saat pertama kali dioperasikan tahun 1954 dengan nama Bandara Masovu.

Perubahan nama bandara itu juga untuk menghargai jasa serta perjuangan Habib Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan timur Indonesia.

Haul Guru Tua

Habib Idrus bin Salim Al-Jufri wafat pada 12 Syawal 1389 H atau bertepatan dengan 22 Desember 1969.

Setiap tahun setelah Hari Raya Idul Fitri, tepatnya 12 Syawal, ribuan umat Islam dari berbagai daerah di kawasan Indonesia timur dan berduyun-duyun datang ke Palu, Sulteng.

Tujuannya menghadiri Haul Guru Tua atau peringatan wafatnya sang tokoh dan tonggak Islam di kawasan Indonesia Timur tersebut.

Sah Jadi WNI

Penyerahan pengesahan surat WNI terhadap Habib Idrus bin Salim Al-Jufri. [Dok. Kemenkumham]

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU) Kemenkumham RI telah menyelesaikan proses verifikasi dan menyatakan bahwa Guru Tua telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi WNI.

Pengesahan sebagai WNI tersebut tertuang dalam surat nomor AHU.4.AH.10.01-300 tanggal 18 Juli 2024, setelah memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen, diantaranya surat rekomendasi dari Gubernur Sulawesi Tengah, Walikota Palu, Surat Pernyataan Ahli Waris, hingga Riwayat Hidup.

Dengan pengakuan status kewarganegaraan tersebut, perjuangan masyarakat Kota Palu untuk mendapatkan Anugerah Pahlawan Nasional bagi Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua akan semakin dekat.

Tag Pahlawan Nasional Habib Idrus bin Salim Al-Jufri Sis Al-Jufri Guru Tua Alkhairaat

Terkini