Sosok Roman Novak, Miliarder Kripto Rusia Tewas Dimutilasi Bersama Istri di Dubai
Dunia kripto internasional diguncang oleh temuan mengerikan atas jasad pengusaha Rusia, Roman Novak dan istrinya, Anna, yang ditemukan dalam keadaan mutilasi dan terkubur di gurun dekat Dubai pada Oktober 2025.
Pasangan itu dilaporkan hilang sejak 2 Oktober setelah sopir mereka menurunkan keduanya di area danau Hatta, dekat perbatasan Oman, untuk bertemu calon investor. Penemuan jasad mereka memicu penyelidikan besar-besaran oleh otoritas Rusia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Roman Novak dikenal luas di komunitas kripto Rusia sebagai sosok flamboyan yang mengaku memiliki koneksi dengan pendiri Telegram, Pavel Durov. Ia menjalankan Fintopio, platform yang diklaim dapat memfasilitasi transfer aset kripto secara cepat dan berhasil menarik investasi besar dari Rusia, Tiongkok, hingga Timur Tengah.
Baca Juga: Cerita Pekerja Tiongkok Dijadikan 'Tentara' oleh Rusia Diiming-imingi Gaji Rp57 Juta Per Bulan
Namun, Novak juga menyimpan rekam jejak kelam setelah dijatuhi hukuman enam tahun penjara pada 2020 atas kasus penipuan investasi. Setelah bebas bersyarat pada 2023, Novak pindah ke UEA dan kembali menjalankan proyek kripto yang dilaporkan berhasil menghimpun dana sekitar USD500 juta.
Namun, di balik kesuksesan itu, muncul kembali tudingan penipuan dari para investor. Kasus ini diduga menjadi salah satu motif yang mendorong aksi penculikan hingga pembunuhan terhadapnya dan sang istri.
Baca Juga: Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad Diracun di Moskow Sempat Kritis, Diduga Pelaku Ingin Permalukan Rusia
Menurut laporan Fontanka, delapan warga Rusia diduga terlibat dalam penculikan tersebut, termasuk tiga otak pelaku dan lima perantara yang disewa. Para pelaku berpura-pura menjadi investor, kemudian menculik pasangan itu untuk memaksa Novak memberikan akses ke dompet kripto miliknya. Namun dompet yang ditargetkan dilaporkan kosong sehingga upaya pemerasan gagal.
Sebelum hilang kontak, Roman sempat mengirim pesan darurat kepada kenalan, mengaku “terjebak di pegunungan dekat perbatasan Oman” dan membutuhkan USD200.000 segera.
Sinyal ponsel mereka sempat terdeteksi di Hatta dan Oman, sebelum kemudian pindah ke Cape Town, Afrika Selatan, lalu menghilang sepenuhnya pada 4 Oktober. Perkembangan ini membuat penyelidikan semakin rumit dan melibatkan berbagai yurisdiksi.
“Penyelidikan telah menetapkan bahwa para pembunuh memiliki kaki tangan yang membantu mengatur penculikan," ujar juru bicara Badan Investigasi Rusia, Svetlana Petrenko, dikutip dari Perth Now, Selasa (11/11/2025).
“Mereka menyewa mobil dan tempat untuk menahan para korban secara paksa. Setelah pembunuhan, para pelaku membuang pisau dan barang-barang pribadi korban di berbagai emirat,” lanjutnya.
Dalam penyelidikan lanjutan, tujuh tersangka berhasil ditangkap di Rusia, termasuk di St. Petersburg, Stavropol, dan Krasnodar. Dua di antaranya adalah veteran perang Rusia-Ukraina dan satu mantan penyidik kasus pembunuhan.
Masalah kripto diyakini jadi pemicu pembunuhan Roman Novak dan istrinya. [Freeths]
Semua tersangka kini ditahan hingga setidaknya 28 Desember, sementara lima warga Rusia lainnya berusia di bawah 25 tahun turut dicurigai terlibat.
Media lokal UEA melaporkan bahwa jasad Roman dan Anna ditemukan dalam kondisi dimutilasi dan dimasukkan ke dalam kontainer sebelum dikubur di gurun dekat Dubai Desert Conservation Reserve.
Temuan tersebut diperoleh setelah polisi UEA melakukan penelusuran intensif sejak laporan kehilangan pasangan itu diterima. Kasus mutilasi ini digambarkan sebagai salah satu yang “paling kompleks dan mengganggu” oleh otoritas Dubai, mengingat elemen lintas negara dan nilai aset kripto yang terlibat.
Roman Novak dan istri, Anna ditemukan dalam keadaan termutilasi di Dubai. [X]
Rumah pasangan itu di Dubai juga dilaporkan telah dirampok sebelum penemuan jasad mereka, dengan sejumlah perangkat elektronik seperti dompet kripto dan hard drive hilang.
Penyelidik menduga aksi tersebut bagian dari upaya pelaku untuk mengakses aset digital Novak yang nilainya mencapai jutaan Dolar. Polisi meyakini para pelaku melarikan diri dari UEA sesaat setelah mengeksekusi pembunuhan.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi dua anak Novak dan Anna yang kini berada dalam pengasuhan keluarga.
Otoritas Rusia dan UEA masih terus menelusuri aliran dana dan dugaan keterlibatan pihak lain yang mungkin mengorganisasi kejahatan tersebut.