Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad Diracun di Moskow Sempat Kritis, Diduga Pelaku Ingin Permalukan Rusia

Kabar mengejutkan datang dari Kelompok Hak Asasi Manusia mengabarkan adanya upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Moskow.
Konon, mantan Presiden Bashar al-Assad diracun dan sempat kritis di rumah sakit.
Untuk diketahui, Bashar al-Assad mendapat suaka politik di Rusia setelah digulingkan sepuluh bulan lalu.
Baca Juga: Rusia Berencana Bangun Pabrik Buldoser di Indonesia
Mempermalukan Pemerintah Rusia
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengutip sebuah "sumber pribadi", mengklaim bahwa Assad telah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit di pinggiran Moskow pada hari Senin, dilansir Daily Mail.
Sumber tersebut mengklaim bahwa Assad "telah diracun" dan motif di balik operasi pembunuhan tersebut adalah "untuk mempermalukan pemerintah Rusia dan menuduhnya terlibat" dalam kematiannya.
Baca Juga: Buang Paspor, WNA di Bali Dibawa ke Pengadilan
Laporan tersebut menyatakan bahwa kondisi Assad kini "stabil".
Hanya saudaranya, Maher Assad, yang diizinkan untuk menjenguknya di rumah sakit di tengah operasi keamanan besar-besaran, klaim tersebut.
Rusia belum Berkomentar
Pemerintah Rusia hingga saat ini belum memberikan komentar atas klaim tersebut.
Laporan yang belum dikonfirmasi sebelumnya menunjukkan bahwa ia dirawat di rumah sakit dalam "kondisi kritis setelah diracun". Otoritas baru di Suriah telah menuntut ekstradisi Assad, yang hingga kini ditolak Rusia.
Putin secara pribadi memberikan suaka kepada Assad beserta anggota keluarga dan rekan-rekan rezimnya.
Assad, 60 tahun, belum terlihat di depan umum sejak tiba di Rusia dan diduga dijaga ketat oleh dinas rahasia Rusia.
Sejauh ini belum ada bukti independen mengenai keracunan Assad.
Laporan sebelumnya, setelah Assad berada di Rusia kurang dari satu bulan, menyebutkan bahwa ia 'mengeluh kepada pihak keamanannya tentang perasaan tidak enak badan dan kesulitan bernapas'.
Namun, laporan ini belum dikonfirmasi.***
Sumber: Daily Mail, sumber lain