Sultan HB X Soroti Pola Masak Dini Hari dalam Kasus Keracunan MBG

Nasional

Sabtu, 20 September 2025 | 02:17 WIB
Sultan HB X Soroti Pola Masak Dini Hari dalam Kasus Keracunan MBG
Sri Sultan Hamengku Buwono X (Instagram @kratonjogja)

Dalam dua bulan terakhir, kasus dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tercatat sudah tiga kali insiden terjadi, melibatkan ratusan pelajar dari berbagai sekolah.

rb-1

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menilai salah satu persoalan utama terletak pada kapasitas katering yang tidak sebanding dengan jumlah pesanan. Ia menyebut, keterbatasan tenaga dapur memaksa proses memasak dimulai terlalu dini.

“Misalnya ya katering. Biasanya kalau pesanan maksimum 50. 50 itu mungkin jam setengah 5 pagi sudah masak. Nanti mungkin dimakan jam 8 atau apalagi jam 10. Tapi dibebani percobaan, biarpun percobaan dibebani jadi 100. Ya kan? Berarti kan 2 kali lipat,” jelas Sultan usai Rapat Paripurna di DPRD DIY, Jumat (19/9/2025).

Baca Juga: Hasan Nasbi Tanggapi Mahasiswi ITB Pembuat Meme Prabowo-Jokowi Ditangkap Polisi, Usulkan Dibina

rb-3

Berimbas Pada Kualitas Makanan

Sri Sultan Hamengku Buwono X (Instagram @kratonjogja)Sri Sultan Hamengku Buwono X (Instagram @kratonjogja)

Menurut Sultan, kondisi itu berimbas pada kualitas makanan, terutama sayuran yang cepat kehilangan kesegarannya. “Mungkin masaknya jam setengah 2 pagi. Nah kalau sayur jam setengah 2 pagi. Jam 8 atau jam 10 yo mesti layu. Ya kan? Itu diperhitungkan,” tambahnya.

Baca Juga: Prabowo Subianto Sambut Hangat Kedatangan Bill Gates di Istana Merdeka

Lebih jauh, Sultan meminta pemerintah daerah dan pihak sekolah terlibat aktif mengawasi penyedia layanan katering agar insiden tidak berulang.

“Nah yang penting pemerintah daerah setempat. Sekolah le ngawasi kepie? (sekolah mengawasinya bagaimana?). Itu diperhitungkan,” ujarnya.

Penambahan Tenaga Masak

Sri Sultan Hamengku Buwono X (Instagram @kratonjogja)Sri Sultan Hamengku Buwono X (Instagram @kratonjogja)

Ia juga mendorong penambahan tenaga masak agar makanan bisa tetap terjaga higienis dan tidak diolah terlalu dini. “Bagaimana menghindari seperti itu (keracunan)? Tukang masaknya jadi berbanyak. Jadi orang masak jam 2, jam 3. Kalau higienitasnya relatif itu. Tapi masak sayurnya makin malam bukan makin pagi. Ini makin malam. Ya kan? Ya mesti layu,” tegas Sultan.

Adapun kasus terbaru terjadi di Gunungkidul, Senin (16/9), yang menimpa 19 siswa. Sampel makanan saat ini tengah diuji.

Sementara itu, dua insiden lain sempat terjadi di Sleman: pertama di Mlati dengan 178 siswa terdampak, dan kedua di Berbah dengan 135 pelajar serta dua guru mengalami gejala serupa.

Tag mbg makan bergizi gratis sri sultan hamengku buwono x

Terkini