Survei KPK Ungkap Tren Menyontek di Indonesia Masih Tinggi : 98 Persen Ditemui di Kampus!

Nasional

Jumat, 25 April 2025 | 11:00 WIB
Survei KPK Ungkap Tren Menyontek di Indonesia Masih Tinggi : 98 Persen Ditemui di Kampus!
Ilustrasi tren menyontek masih tinggi. Didominasi kalangan kampus. [SS Capture Int]

Survei Komisi Pemberantakan Korupsi (KPK) mengungkap data mengkhawatirkan dari dunia pendidikan.

rb-1

Ditemukan bahwa praktik menyontek terjadi hampir di 78 persen sekolah dan bahkan 98 persen ditemui di kampus.

KPK juga merilis Survei Penilaian Integritas Pendidikan (SPI) pada 2024 anjlok dari 73,7 pada tahun 2023 menjadi hanya 69,5.

Baca Juga: KPK Cegah Dito Mahendra Bepergian ke Luar Negeri

rb-3

Dengan menggunakan hampir 450 ribu orang dari 36.888 satuan pendidikan, indeks survei KPK menunjukkan bahwa budaya menyontek dan ketidakdisiplinan masih menjadi masalah besar.

Bahkan, 43 persen siswa dan 58 persen mahasiswa mengakui bahwa mereka terus melakukan tindakan curang ini.

Plagiarisme juga terjadi pada 43 persen kampus dan 6 persen sekolah.

Baca Juga: KPK Telusuri Aset Eks Pejabat Pajak Angin Prayitno Tersangka Pencucian Uang

Di sisi lain, ketidakdisiplinan telah menjadi budaya sehari-hari di institusi pendidikan.

Menurut survei, 84 persen siswa datang terlambat, dan 45 persen siswa sering terlambat.

Bahkan guru menjadi korban perilaku ini: 96 persen siswa mengatakan guru mereka terlambat, sementara 69 persen mengatakan guru mereka juga terlambat.

Lebih dari itu, 96 persen kampus dan 64 persen sekolah melaporkan bahwa guru atau dosen tidak hadir untuk mengajar tanpa alasan yang jelas.

Ketua KPK Setyo Budiyanto mengaku prihatin dengan temuan ini.

Ketua KPK Setyo Budiyanto. [instagram]

"Indeks ini bukan sekadar angka. Kalau kita acuhkan, kita biarkan saja, maka bisa menjadi sebuah malapetaka," ujar Setyo dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta kemarin.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, menyatakan bahwa dia bersedia untuk memperbaiki sistem.

Ia menekankan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih terlalu berfokus pada mencapai nilai akademik.

“Kami berusaha menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam atau deep learning mulai tahun ajaran 2025–2026, agar siswa tidak hanya memahami sesuatu di level kognitif, tetapi juga menjadikannya nilai hidup,” kata Mu’ti.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti. [instagram]

Pelatihan dan peningkatan bimbingan konseling di sekolah akan mendukung langkah ini.

Pemerintah berharap metode ini akan menghasilkan generasi yang lebih bermoral yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki karakter yang kuat.

Tag KPK Kampus Sekolah Tren Menyontek

Terkini