Telepon Terakhir yang Tak Pernah Dijawab: Kisah Haru Korban Air India 171

Kecelakaan Air India dengan nomor penerbangan AI171 menyisakan duka bagi keluarga korban. Korban tak hanya dari penumpang pesawat, tapi warga di pemukiman terdampak turut menjadi korban baik tewas maupun luka.

Dikutip The Telegraph, putra salah satu korban kecelakaan Air India menceritakan, tidak mendengar panggilan telepon terakhir dari ibunya sebelum ia menaiki pesawat di Ahmedabad.

Chirag Mahesh Patel mengungkapkan bahwa ia ditelepon oleh Manju Mahesh Patel, 79, pada pukul 4 pagi.

Baca Juga: Air India Lagi, Pesawat Rute Hong Kong-New Delhi Putar Balik Setelah Satu Jam di Udara

Kursi 12D

Pesawat Air India. (Instagram @airindia)

Ibu Patel duduk di kursi 12D pada Penerbangan AI171 saat pesawat jatuh beberapa saat setelah lepas landas pada hari Kamis.

Baca Juga: Sebelum Jatuh, Air India Bertahun-Tahun Bangkit Setelah Lepas dari Kendali Pemerintah

Ia duduk di baris berikutnya dari penumpang Inggris Vishwash Kumar Ramesh, 40, yang duduk di kursi 11A, dan lolos dari reruntuhan melalui celah di badan pesawat.

Tn. Patel, dalam sebuah wawancara dengan Sky News, mengatakan bahwa ia berharap kematian ibunya tidak menyakitkan.

Dalam wawancara tersebut, ia menunjuk ke sebuah foto keluarga berbingkai milik Ny. Patel di rumah keluarga dan merenungkan hidupnya.

Ia berkata: "Saya ingin mengenang ibu seperti ini. Saya tidak ingin pergi dan mengenali mayat yang terbakar, orang tua Anda sendiri. Bagaimana seseorang, bagaimana Anda bisa melupakannya? Itu akan selalu bersama saya, itu akan selalu bersama saya seumur hidup."

Mendiang Seorang Taat

Kecelakaan Air India 171. (Instagram @galattaindiaoffl)Dia telah mengabdikan waktunya di Ahmedabad untuk melakukan pekerjaan amal di sebuah kuil selama beberapa bulan dan putranya akan menemuinya di bandara Gatwick.

Tn. Patel menggambarkan ibunya sebagai "sangat kuat" dan seorang wanita "yang benar-benar mencintai keluarganya" dan menambahkan: "Hal yang paling penting tentang ibu saya adalah ikatannya dengan imannya. Ikatan itu tidak dapat dipatahkan.

"Ia memiliki iman yang kuat... dan di saat-saat stres ia akan selalu menyebut nama Tuhan... Jadi, saya tahu bahwa saat lepas landas, saya tahu bahwa ia menyebut nama-Nya. Itu tidak terbayangkan bahkan dalam mimpi terburuk saya."

Lebih dari 270 orang tewas setelah kecelakaan Boeing 787-8 Dreamliner, 241 orang di dalam pesawat.