Temuan Baru Investigasi Kecelakaan Jeju Air, Ada DNA Bebek Dalam Mesin Pesawat
Nasional

Masih ingat dengan kecelakaan Maskapai Penerbangan Jeju Air di Kota Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) lalu?
Kini penemuan baru terungkap dari penyelidikan jatuhnya Jeju Air di Kota Muan, Korea Selatan.
Menurut laporan awal penyelidikan musibah jatuhnya Jeju Air di Muan, Koreaa Selatan, disebutkan ada DNA bebek di dalam kedua mesin pesawat.
Baca Juga: Dianggap Propaganda, Korsel Blokir 3 Channel YouTube Korut
Dalam laporan enam halaman yang dikeluarkan otoritas Korea Selatan pada Senin (27/1/2025) disebutkan, kedua mesin Boeing 737-800 itu mengandung DNA dari darah itik Baikal.
Adapun itik Baikal merupakan sejenis bebek migrasi yang terbang dalam kawanan besar di Korea Selatan saat musim dingin.
Meski begitu, laporan tersebut tidak memberikan kesimpulan awal tentang kemungkinan penyebab kecelakaan Jeju Air tersebut.
Baca Juga: Fenomena "Lonely Death" Marak Terjadi di Korsel
Dalam laporan juga tak disebutkan mengapa perekam data penerbangan berhenti merekam empat menit sebelum insiden.
Pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember 2024.
Pesawat yang terbang dari Bangkok, Thailand itu tergelincir saat mendarat. Roda pesawat tersebut tidak keluar, sehingga pesawat menabrak pagar beton bandara dan meledak.
Dalam kecelakaan Jeju Air, 179 dari 181 penumpang tewas di tempat. Hanya dua yang selamat, yakni pramugari pria dan pramugari perempuan.
Video detik-detik kecelakaan Jeju Air kini telah tersebar di sejumlah media sosial salah satunya adalah akun Instagram @yogyakartainformasi pada Minggu (29/12/2024).
“Pesawat Jeju Air meledak tabrak pagar Bandara Internasional Muan Korea Selatan pada Minggu 29 Desember 2024,” demikian tulis akun tersebut.
Dalam video terlihat pesawat Jeju Air mendarat di bandara Muan dengan kondisi roda pesawat tak keluar.
Badan pesawat bergesekan dengan landasan sehingga pilot sulit menghentikan laju pesawat tersebut.
HIngga akhirnya pesawat Jeju Air menabrak tembok pembatas landasan, lalu meledak hingga menghasilkan bola api yang cukup besar.
Hingga kini belum dipastikan penyebab kecelakaan ini. Namun pihak pemadam kebakaran menduga kecelakaan disebabkan adanya masalah pada roda pendaratan.