Terbongkar! Peran Jonathan Frizzy Selundupkan Narkoba dari Malaysia ke Indonesia

Satuan Reserse Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta mengungkap sebuah jaringan penyelundupan narkotika lintas negara yang melibatkan zat berbahaya etomidate dalam bentuk cartridge pods.

Di balik operasi penyelundupan ini, muncul satu nama yang memegang peran sentral dalam jaringan tersebut yakni artis Jonatha Frizzy.

Jonathan Frizzy saat menjalani pemeriksaan di Polres Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025). [FTNews]

AKP Michael Tandayu, Kasat Resnarkoba Polres Bandara Soetta, mengungkapkan kepada media bahwa Jonathan Frizzy bukan sekadar pelaku pinggiran. Ia justru bertindak sebagai otak di balik jalur distribusi ilegal yang melibatkan Malaysia sebagai titik awal pengiriman.

Baca Juga: Benny Simanjuntak Kesal Dhena Devanka Koar-koar Salahkan Ijok soal Asuransi Anak

"JF adalah orang yang menjalin komunikasi langsung dengan bandarnya, EDS, yang berada di Malaysia," jelas AKP Michael Tandayu.

JF diketahui memainkan lebih dari satu peran dalam aksi penyelundupan ini. Selain menjadi penghubung antara jaringan Indonesia dan Malaysia, ia juga bertugas menyediakan kurir yang bertugas membawa cartridge pods berisi cairan etomidate ke Tanah Air.

Jonathan Frizzy saat menjalani pemeriksaan di Polres Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025). [FTNews]

Tidak hanya itu, JF juga diketahui sebagai pihak yang mempersiapkan seluruh rencana penyelundupan sejak awal. Ia bertanggung jawab dalam memonitor setiap tahap pengiriman dan bahkan memfasilitasi proses penjemputan barang haram tersebut ketika telah masuk ke wilayah Indonesia.

Baca Juga: 3 Wanita Ini Ternyata Pernah 'Mengisi' Hati Jonathan Frizzy

"JF mempersiapkan semuanya, mulai dari koordinasi, pelacakan pengiriman, hingga penjemputan barang di titik tujuan," tambah AKP Michael.

Jonathan Frizzy saat menjalani pemeriksaan di Polres Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (5/5/2025). [FTNews]

Dalam kesepakatan bisnis gelap ini, JF juga memiliki jatah khusus yang sudah diatur bersama EDS. Dari setiap 100 cartridge pods yang berhasil diselundupkan ke Indonesia, JF berhak mendapatkan 40 pods sebagai bagian dari keuntungannya.

Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu sesuai rencana. Dalam pengiriman terakhir, hanya 50 pods yang berhasil lolos dari pengawasan aparat. Meski begitu, skema pembagian tetap menjadi perhatian pihak kepolisian sebagai bukti bahwa JF memang berada dalam posisi strategis dalam jaringan ini.

“Kalau sesuai perjanjian, dari 100 pods yang lolos, 40 itu jatahnya JF,” jelas Michael Tandayu lagi.

Kasus ini menjadi salah satu contoh betapa kompleks dan canggihnya jaringan penyelundupan narkotika modern. Modus pengiriman melalui bentuk cair dalam cartridge pods — yang menyerupai produk vape biasa — membuatnya sulit terdeteksi.

Polres Bandara Soetta saat ini masih melakukan pengembangan lebih lanjut untuk mengungkap peran pihak lain, termasuk EDS yang berada di luar negeri, serta kurir-kurir lokal yang direkrut oleh JF.

Dengan keterbukaan informasi dari pihak kepolisian, publik diharapkan semakin waspada terhadap modus-modus baru penyelundupan narkoba yang kini memanfaatkan celah pengawasan di jalur udara internasional.