Terungkap, AS Minta Israel Izinkan Pejuang Hamas Keluar dari Terowongan Maut
Amerika Serikat bersama sejumlah mediator internasional mendesak Israel untuk memberi akses aman kepada sekitar 150 pejuang Hamas yang masih terjebak di bawah tanah di wilayah Gaza selatan.
Para pejuang itu berada di jaringan terowongan bawah tanah yang kini dikuasai pasukan Israel, tepat di area yang dikenal sebagai Garis Kuning.
Sebagai imbalannya, mereka diminta menyerahkan seluruh persenjataan yang dimiliki.
Baca Juga: Pelatih Timnas Israel dan Asistennya Diserang di Athena: Bebaskan Palestina
Upaya diplomasi ini menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata yang ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump bulan lalu.
Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengonfirmasi bahwa pembicaraan intens telah dilakukan bersama Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan.
Baca Juga: Ajudan PM Israel Benjamin Netanyahu Hadapi Dakwaan atas Kebocoran Informasi Gaza
Menurutnya, hasil dari pertemuan ini akan menjadi “ujian penting” bagi langkah lebih luas dalam pelucutan senjata Hamas yang menjadi tujuan utama gencatan senjata.
Bentrokan Kecil Antara Pasukan Israel dan Kelompok Bersenjata di Gaza
PM Israel Benjamin Netanyahu saat bersama istri, Sara Netanyahu [Instagram]
Ketegangan meningkat sejak kesepakatan gencatan senjata tersebut dijalankan. Beberapa bentrokan kecil antara pasukan Israel dan para pejuang Hamas di Gaza selatan sempat terjadi dan menimbulkan korban di kedua pihak.
Dua tentara Israel dilaporkan tewas, sementara puluhan orang lainnya meninggal akibat serangan udara balasan Israel. Insiden itu disebut-sebut sebagai ujian terberat gencatan senjata sejauh ini.