Terungkap Bocah SD yang Dirundung di Sekolah Meninggal karena Pecah Usus Buntu
Riau

Awalnya sempat diduga kematian bocah kelas dua SD Negeri (8 tahun) di Kabupaten Indragiri Hulu, akibat perundungan di sekolah. Kasus ini sempat mengebohkan. Lantaran korban dan terduga pelaku masih sekolah dasar.
Belakangan kasus yang diselidiki polisi mendapat titik terang. Terungkap, kematian korban bukan diakibatkan perundungan yang diterimanya melainkan karena penyakit infeksi akut pecahnya usus buntu. Fakta ini didapat setelah RS Bhayangkara Polda Riau melakukan autopsy terhadap jenazah korban yang sebelumnya ditemukan meninggal dunia di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
Reskrim Polda Riau Beberkan Hasil Autopsi
Baca Juga: Polda Riau Sita 79,65 Kg Sabu dan 30.040 Butir Ekstasi, Irjen Iqbal: Kampung Narkoba akan Terus Digempur!
Direktur Reskrimum Polda Riau Kombes Asep Darmawan mnegatakan dari hasil autopsi Tim Forensik Polda Riau, yang dipimpin oleh AKBP Supriyanto, bersama dr. Muhammad Tagar Indrayana menyampaikan, telah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam, ditemukan sejumlah luka dan kelainan pada tubuh korban.
Termasuk memar pada daerah perut dan paha, serta resapan darah pada jaringan lemak perut sebelah kiri.
"Luka-luka tersebut diduga diakibatkan oleh benturan benda tumpul. Namun, penyebab utama kematian disimpulkan berasal dari infeksi sistemik akut akibat pecahnya usus buntu (appendiks)," ujar Asep Rabu (4/6/2025), dikutip dari mediacenter.riau
Baca Juga: Satpol PP Pekanbaru Bongkar Praktik Perjudian
Kebocoran pada Appendiks
Sementara itu, Tim Forensik Polda Riau AKBP Supriyanto menyampaikan tim medis menemukan adanya kebocoran pada appendiks yang menyebabkan peradangan luas di rongga perut (infeksi peritonitis), yang akhirnya memicu kegagalan sistemik dan mengakibatkan kematian.
"Penyebab kematian adalah infeksi sistemik berat akibat pecahnya usus buntu yang menyebabkan infeksi meluas di rongga perut," kata Supriyanto.
Tim penyidik di bawah komando Kasat Reskrim Polres Inhu AKP Arthur masih mendalami apakah luka-luka luar yang ditemukan memiliki kaitan dengan dugaan kekerasan atau insiden lain yang turut memperparah kondisi korban.
"Memang ada beberapa memar kami temukan. Namun, sejauh ini belum ditemukan penyebab pecahnya usus buntu akibat memar," jelas Supriyanto.
Untuk diketahui, korban adalah siswa salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, meninggal dunia setelah diduga menjadi korban kekerasan fisik dan perundungan oleh sejumlah teman sekolahnya.
Korban dmeninggal dunia pada Senin 26 Mei 2025 sekitar pukul 02.00 WIB di rumahnya di Kecamatan Seberida. Orang tua korban melapor ke Polres Inhu terkiat dugaan bullying yang dialami anaknya di sekolah.***