Topan Ragasa Terjang Asia, Kemlu Pastikan WNI Aman di Hong Kong hingga Taiwan
Nasional

Topan Super Ragasa yang dijuluki sebagai “Raja Badai” melanda sejumlah wilayah Asia, termasuk Hong Kong, Macau, Taiwan, hingga Guangdong, China. Angin kencang dengan kecepatan hingga 240 km/jam, disertai gelombang raksasa, menyebabkan banjir, pohon tumbang, hingga kerusakan parah di kawasan pesisir.
Dampak topan ini juga dirasakan di Filipina, khususnya Manila, sebelum badai bergerak menjauh pada Selasa malam waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan bahwa seluruh WNI di wilayah terdampak Topan Super Ragasa berada dalam kondisi aman. Ia menegaskan koordinasi terus dilakukan antara KJRI Hong Kong, KDEI Taipei, KBRI Manila, dan KJRI Guangzhou.
Baca Juga: Setelah Didemo, China Akhirnya Longgarkan Kebijakan Lockdown Covid-19
“Tidak ada laporan WNI yang menjadi korban atau terdampak Super Typhoon Ragasa,” kata Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI, Judha Nugraha, Rabu (24/9).
Di Taiwan, Central Emergency Operation Center (CEOC) mencatat korban jiwa akibat Topan Ragasa mencapai 14 orang, seluruhnya warga lokal. Untuk wilayah Hong Kong, pemerintah setempat bahkan sudah menurunkan status badai dari T8 ke T3 pada Rabu malam, dengan kondisi berangsur terkendali.
Baca Juga: Babak Pertama China vs Timnas Indonesia: Tampil Dominan, Skuat Garuda Malah Kalah 2-0
Kemlu RI melalui perwakilan di luar negeri terus memantau situasi dari dekat. WNI juga diimbau tetap meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan kondisi masing-masing bila terjadi keadaan darurat.
Hotline darurat di Hong Kong, Taipei, Manila, hingga Guangzhou disediakan agar WNI mudah mengakses bantuan bila dibutuhkan. WNI di wilayah-wilayah terdampak tersebut bisa menghubungi:
- KJRI Hong Kong +852 5242 2240
- KDEI Taipei +886 901 132 000; +886 987 587 000
- KBRI Manila +639541583125
Topan ragasa menelan banyak korban jiwa dan menghancurkan bangunan.
Hingga kini, laporan dari berbagai negara menunjukkan kerusakan parah akibat badai tersebut. Di Guangdong, hampir 2 juta orang terpaksa dievakuasi demi keselamatan. Di Hong Kong, gelombang raksasa bahkan menghantam hotel hingga menimbulkan kepanikan di kalangan tamu.
Di Taiwan, banjir bandang akibat meluapnya danau penghalang menambah daftar korban jiwa dan orang hilang. Total korban meninggal dunia di Taiwan dan Filipina mencapai lebih dari 25 orang. Sementara lebih dari 60 orang dilaporkan terluka dan dirawat di rumah sakit di Hong Kong.
Terjangan dahsyat topan Ragasa. (SCMP)
Pemerintah China menetapkan status darurat level tertinggi untuk menghadapi badai ini. Sekolah, transportasi, dan layanan publik sempat ditutup di sejumlah kota besar. Ribuan warga juga dievakuasi ke tempat penampungan yang lebih aman.
Di Shenzhen, setidaknya 400 ribu warga dipindahkan karena daerah tersebut diperkirakan menjadi titik rawan terjangan Ragasa. Jalanan banyak yang terendam, pepohonan tumbang, dan fasilitas umum mengalami kerusakan berat. Situasi ini menunjukkan betapa dahsyatnya dampak badai tropis terkuat tahun ini.