Tucker Carlson Percaya Jeffrey Epstein Agen Mossad

Hukum

Senin, 14 Juli 2025 | 01:15 WIB
Tucker Carlson Percaya Jeffrey Epstein Agen Mossad
Jeffrey Epstein bersama Donald Trump. (X)

Komentator konservatif asal AS, Tucker Carlson, melontarkan klaim kontroversial bahwa Jeffrey Epstein memiliki kaitan dengan badan intelijen Israel, Mossad.

rb-1

Pernyataan itu ia sampaikan saat berbicara di acara Student Action Summit yang digelar organisasi konservatif Turning Point USA, Jumat (11/7/2025) lalu di Tampa, Florida.

"Sudah sangat jelas bagi siapa pun yang memperhatikan bahwa Epstein memiliki hubungan langsung dengan pemerintah asing. Tapi tidak ada yang berani menyebut pemerintah itu adalah Israel, karena kita dibuat takut menyebutnya,” ujar Carlson.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Tampil untuk Pertama Kalinya Setelah Gencatan Senjata

rb-3

Bukan Bentuk Antisemitisme

Jeffrey Epstein bersama Donald Trump. (Tangkapan layar video X)

Baca Juga: Donald Trump Gandakan Hadiah Jadi Rp813 Miliar Siapa Bisa Tangkap Presiden Venezuela

Ia menambahkan, pernyataannya tersebut bukan bentuk kebencian terhadap Israel atau antisemitisme.

“Tidak ada yang antisemit dari ucapan saya. Bahkan, tidak anti-Israel sama sekali,” ujarnya menegaskan.

Dalam pidatonya, Carlson mempertanyakan kemungkinan Epstein menjalankan aksi pemerasan atas nama Mossad. Ia juga mengungkit sumber kekayaan Epstein yang mencurigakan.

“Pertanyaan utamanya bukan sekadar apakah Jeffrey Epstein pelaku kekerasan seksual, tapi lebih ke kenapa dia melakukan itu, untuk siapa, dan dari mana semua uangnya berasal,” kata Carlson.

“Menurut saya, jawabannya adalah Epstein bekerja untuk badan intelijen, kemungkinan bukan dari AS.”

CIA Terlibat Pembunuhan John F. Kennedy

Jeffrey Epstein diduga agen Mossad. (X)

Carlson juga membandingkan pernyataannya dengan keyakinannya bahwa CIA terlibat dalam pembunuhan mantan Presiden John F. Kennedy. Ia menegaskan, mengkritik lembaga pemerintah bukan berarti membenci negara.

“Melontarkan kritik terhadap lembaga pemerintah bukanlah tindakan kebencian. Itu adalah hak warga negara yang bebas. Kita berhak mempertanyakan jika ada pemerintah asing yang melakukan tindakan merugikan terhadap kepentingan kita,” jelasnya.

Carlson mengaku bahwa banyak pihak merasa takut untuk membicarakan kaitan Epstein dengan Mossad karena dianggap tabu.

"Orang-orang seperti mereka tidak bisa bilang, 'Ini aneh. Mantan Perdana Menteri Israel tinggal di rumahmu. Kamu punya koneksi ke pemerintah asing. Apakah kamu kerja untuk Mossad?'" kata Carlson menirukan reaksi yang menurutnya wajar diajukan.

Publik Makin Curiga

Ia mengklaim bahwa pandangan soal keterlibatan Israel dalam kasus Epstein bukanlah pendapat pribadi semata. “Setiap orang di Washington, DC, berpikir seperti itu. Saya belum pernah bertemu orang di sana yang tidak percaya hal itu. Dan mereka bukan pembenci Israel.”

Menurut Carlson, karena pembicaraan soal ini dianggap sensitif, maka publik justru makin curiga.

“Saya pikir lebih baik pertanyaannya diucapkan langsung: Apa benar ini pernah terjadi? Tentu saja. Tapi saat ditanya, jawaban dari pemerintah Israel adalah, ‘Kami tidak bisa memberi tahu Anda,’” ujarnya.

Carlson menilai, karena AS memberikan dukungan finansial besar kepada Israel, maka warga Amerika berhak tahu apakah intelijen Israel, Mossad, pernah melakukan tindakan melanggar hukum di AS.

“Orang-orang dicuci otak untuk percaya bahwa membahas hal ini adalah tindakan kebencian, padahal jelas bukan begitu,” kata Carlson.

DOJ Klaim Epstein Bunuh Diri

Pidato Carlson muncul tak lama setelah Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengumumkan hasil penyelidikan terkait kematian Jeffrey Epstein.

Dalam memo yang dirilis pada Senin, DOJ menyimpulkan bahwa Epstein meninggal karena bunuh diri, dan tidak ditemukan adanya “daftar klien” yang digunakan untuk memeras pihak lain terkait jaringan prostitusi anak di bawah umur yang ia kelola.

Memo itu juga menyatakan bahwa tidak ada bukti kredibel bahwa Epstein pernah melakukan pemerasan terhadap tokoh-tokoh penting.

“Kami tidak menemukan bukti yang bisa dijadikan dasar untuk menyelidiki pihak ketiga yang tidak didakwa,” bunyi pernyataan DOJ.

Menutupi Informasi dari Publik

Namun, sejumlah pendukung mantan Presiden Donald Trump menuding mantan Jaksa Agung Pam Bondi menutup-nutupi informasi dari publik terkait kasus ini.

Seorang pejabat pemerintahan Trump mengatakan kepada CNN bahwa Bondi justru memperumit kasus dengan menjanjikan hasil investigasi yang mengejutkan, padahal dokumen yang diserahkan sebagian besar sudah lebih dulu dipublikasikan.

DOJ menegaskan bahwa mereka tidak dapat mengungkap banyak informasi karena aturan hukum federal yang bertujuan melindungi korban-korban Epstein.

Carlson pun mengkritik cara pemerintah menangani barang bukti. Ia menyebut surat perintah penggeledahan awal justru disusun agar tidak mengungkap fakta penting.

"Surat perintah itu sengaja dibuat agar tidak ada bukti serius yang bisa menjerat Epstein," tudingnya. “Upaya menutup-nutupi ini sudah berlangsung sejak 2007. Hampir dua dekade.”

Sumber: The Jerussalem Post

Tag israel donald trump mossad jeffey epstein tucker carlson

Terkini